Selasa 16 Aug 2016 12:00 WIB

KH Hasan Anwar Ulama dan Pejuang

Pesantren Tebu Ireng, Jombang, Jawa Timur
Foto:
Kota Makkah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Di Kota Suci ini, ia belajar langsung kepada para ulama terkenal dari Indonesia yang menjadi guru di Masjidil Haram, seperti Syekh Abdullah Sunkara, Syekh Ibrahim al-Huzaimi dan Syekh Manshur. Setelah dirasa cukup, ia pun kembali ke Tanah Air, ke kampong halamannya di Desa Ngluwak, Dempet, Demak.

Ternyata ayahandanya sudah wafat, sedangkan ibunya ikut dengan saudara kandung Hasan Anwar yang menikah dengan warga Gubug, Purwodadi, Grobogan. Di Gubug ini, KH Hasan Anwar membantu Kyai Jalil (Jalal) untuk mengajar mengaji warga sekitar di mushala, tepatnya di sebalah timur Pasar Gubug.

Melihat ketekunan KH Hasan Anwar dalam mengajar mengaji, Kyai Jalil berkenan mengambil beliau menjadi menantunya. Ia pun menikah dengan salah seorang putri Kyai Jalil. Hingga akhir hayatnya, KH Hasan Anwar menikah dengan tiga orang istri, yakni Kalimah binti Kyai Marwi, Maemunah binti Kyai Samsuri, dan Muntamah binti Kyai Abdul Jalil (Jalal).

Perkawinannya dengan Kalimah tidak dikaruniai anak, sedangkan pernikahannya dengan Maemunah dikaruniai tujuh orang putra-putri (Mahfudhoh, Mansuron, Sarijah, Ruqoyah, Saerozi, Juned, dan Romlah). Adapun buah perkawinannya dengan Muntamah, KH Hasan Anwar mendapat empat putra-putri, yakni Ahmad Syahid (yang kelak menjadi penerus perjuangan KH. Hasan Anwar), Zaenudin, Khumaidi, dan Saidah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement