Ahad 07 Aug 2016 19:27 WIB

Nahdlatul Wathan Tolak Ajaran Mudah Mengkafirkan

Rep: Irfan Junaidi/ Red: Maman Sudiaman
Ketum Dewan Tanfidziyah PB Nahdlatul Wathan, Tuan Guru KH Muhammad Zainul Madjni memberikan sambutan di acara muktamar Nahdlatul Wathan.
Foto: Irfan Junaidi/Republika
Ketum Dewan Tanfidziyah PB Nahdlatul Wathan, Tuan Guru KH Muhammad Zainul Madjni memberikan sambutan di acara muktamar Nahdlatul Wathan.

REPUBLIKA.CO.ID, LOMBOK TIMUR -- Pesan penting untuk menjaga harmonisasi umat beragama disampaikan Ketua Umum Dewan Tanfidziyah Pengurus Besar Nahdlatul Wathan (NW), Tuan Guru KH Muhammad Zainul Majdi. Dia menyeru agar seluruh anggota NW memegang teguh ajaran ahlus sunah wal jama'ah.

Dia meyakini bahwa dengan memegang teguh ajaran ahlus sunah wal jama'ah, warga Nahdlatul Wathan bisa terjaga dari ajakan negatif. Saat ini, kata dia, berkembang ajaran ajaran yang mengingkari ahlus sunah wal jama'ah.

"Ajaran yang sedikit-sedikit bid'ah dan kafirkan. Ada sebagian siaran siaran radio yang isinya membid'ahkan ajaran ulama," ujar dia saat memberi sambutan dalam pembukaan Muktamar ke-13 Nahdlatul Wathan dan Hari Ulang Tahun Nahdlatul Wathan Diniyah Islamiyah (NWDI) ke-81 di Kompleks Nahdlatul Wathan Pancor, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat, Ahad (7/8).

Selain itu dia juga menyeru warga Nahdlatul Wathan untuk terus senantiasa memperdalam ilmu-ilmu agama maupun ilmu umum. "Tidak cukup berislam hanya dengan mengutip satu ayat Alquran," tutur ulama yang juga menjadi gubernur NTB itu.

Zainul Majdi juga mengingatkan anggota Nahdlatul Wathan untuk terus melipatgandakan amal kebaikan. Dia berharap dengan anggota yanh terus menambah amal, Nahdlatul Wathan akan terus menghadirkan kemaslahatan dan prestasi yang membanggakan.

Seiring dengan makin berkembangnya berbagai ormas lain, dia juga menyeru Nahdlatul Wathan untuk lebih membuka diri. Di luar Nahdlatul Wathan, kata dia, ada NU, Muhammadiyah, Al Irsyad, juga ormas lain. "Bangun silaturrahim yang lebih ikhlas dan lebih tulus untuk Indonesia yang maju dan berkah," ujar dia.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement