Rabu 20 Jul 2016 07:00 WIB

Ini 10 Rekomendasi Muktamar III Wahdah Islamiyah

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Andi Nur Aminah
Wakil Presiden RI Jusuf Kalla menyampaikan pidatonya saat menghadiri Muktamar III Wahdah Islamiyah di Asrama Haji, Pondok Gede, Jakarta, Selasa (19/7).  (Republika/Rakhmawaty La'lang)
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Wakil Presiden RI Jusuf Kalla menyampaikan pidatonya saat menghadiri Muktamar III Wahdah Islamiyah di Asrama Haji, Pondok Gede, Jakarta, Selasa (19/7). (Republika/Rakhmawaty La'lang)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Muktamar III Wahdah Islamiyah telah mencapai puncaknya. Muktamar ini pun telah menghasilkan 10 rekomendasi yang tentang berbagai permasalahan bangsa. Kesepuluh rekomendasi tersebut adalah sebagai berikut:

1. Mengedepankan konsep Islam wasathiyah sebagai solusi permasalahan umat dan bangsa. Sikap wasathiyah adalah sikap pertengahan yang terbaik, utuh dalam memandang dan menyelesaikan segala permasalahan serta menghindarkan sikap dan pandangan ekstrem dalam segala hal.

2. Perlunya memandang demokrasi secara wasathiyah, berimbang dan hikmat, dalam permusyawaratan yang proporsional, baik kuantitas maupun kualitas.

3. Mencermati semakin merebaknya bahaya narkoba, terutama di kalangan generasi muda, mengimbau segenap komponen bangsa, rakyat dan pemerintah, bahu-membahu menanggulangi ancaman yang sangat berbahaya dari narkoba.

 

4. Darurat minuman keras dan pornografi yang sudah mencapai titik sangat mengkhawatirkan, yang faktanya sering menjadi pemicu kekerasan dan kriminalitas, terutama tindak kekerasan dan kejahatan seksual. Kewajiban mengingatkan seluruh umat dan bangsa, rakyat dan pemerintah, agar serius menutup seluruh celah penyebaran miras dan pornografi demi melindungi seluruh anak bangsa, kini dan yang akan datang.

5. Terorisme jadi ancaman serius memorak-morandakan sendi kehidupan dan kemanusiaan, termasuk dalam konteks keumatan dan kebangsaan. Mengingatkan Islam dengan radikalisme adalah satu kekeliruan besar yang lahir dari kesalahan pandangan dan pemikiran.  Karena Islam adalah ajaran yang penuh kasih sayang dan kelembutan, walau tetap tegas dalam akidah dan prinsip. Menjadi keniscayaan bagi semua komponen anak bangsa untuk bersinergi menghadapi masalah ini secara proporsional, komprehensif dan sungguh-sungguh.

6. Persoalan global hakikatnya merupakan persoalan bangsa, apalagi dalam konteks keumatan, sehingga menjadi kewajiban bersama menegakkan keadilan dan menghilangkan kezaliman. Kondisi kaum Muslimin di berbagai belahan dunia yang mendapatkan perlakuan sewenang-wenang, kezaliman dan ketidakadilan, wajib mendapat respons yang tepat dari umat. Meminta pemerintah secara proporsional memberi kontribusi penyelesaian berbagai konflik, memfasilitasi setiap warga negara Indonesia yang ingin memberikan bantuan.

7. Kekisruhan dan kegaduhan politik yang kadang dipicu oleh sikap arogan dan ketidaksantunan, yang faktanya justru menyisakan persoalan baru dalam dinamika politik. Memandang perlu mengimbau semua pihak, terutama elit politik, mengedepankan kesantunan, etika, moral dan ahlak yang akan berbuah manis bagi harmonisasi kehidupan berbangsa dan bernegara.

8. Mengimbau kepada Muslimin untuk senantiasa mendekatkan dri kepada Allah SWT, menjaga kewajiban-kewajiban agama, terutama shalat yang menjadi barometer keimanan dan keislaman seseorang.

9.  Mengimbau kepada seluruh orang tua dan keluarga agar memerhatikan dan menjalankan amanah sebagai pemimpin dan pengayom anak-anak dan keluarga. Memberikan perlindungan dan pendidikan, terutama agama dan ahlak. Serta melakukan upaya maksimal mewujudkan kesejahteraan yang layak kepada mereka.

10. Mengimbau kepada seluruh media agar senantiasa berpihak kepada kebenaranm memberikan produk  tayangan dan tampilan berita yang mendidik dan menuntun, serta tidak terjebak dalam pragmatisme material semata yang faktanya banyak mengabaikan nilai agama dan moralitas.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement