REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR - Pemimpin Umum Wahdah Islamiyah, Ustadz KH. Dr. Muhammad Zaitun Rasmin, Lc., MA pada awal sambutannya dalam Mekernas DPP WI langsung menyampaikan duka dan keprihatinannya atas genosida di Palestina.
UZR sebagaimana sapaannya, mengutuk penyerangan penjajah Israel yang menyerang Rumah Sakit Al-Shifa dan Rumah Sakit Indonesia di Gaza.
“Apa yang dialami saudara-saudara kita di Palestina, khususnya di Gaza, yang mereka alami bukan lagi penjajahan, bukan lagi penyerangan, tapi ini adalah pembantaian brutal dan genosida,” kata Ustadz Zaitun Rasmin dalam Mukernas XVI Wahdah Islamiyah di Asrama Haji Sudiang Makassar, Kamis (23/11/2023).
Menurutnya, ini merupakan kejahatan perang yang lebih buruk jika dibandingkan dengan Perang Dunia 1 dan 2.
Dilansir dari BBC, Tim gabungan PBB yang dipimpin oleh WHO melakukan pemeriksaan menemukan bukti adanya penembakan. Mereka juga menyaksikan kuburan massal di pintu masuk rumah sakit, Ahad (19/11/2023).
Mereka diberitahu bahwa ada 80 jenazah di rumah sakit tersebut. 300 pasien dalam kondisi sangat kritis tetap berada di RS Al-Shifa.
Sedangkan Rumah Sakit Indonesia terdapat 2.600 pasien, warga sipil yang mengungsi, dan staf medis, hingga saat ini masih berada di dalam yang dikepung Israel di Jalur Gaza utara.
"400 orang yang terluka dan pendamping mereka masih berada di dalam rumah sakit (Indonesia), selain 200 personel medis dan sekitar 2.000 pengungsi,” kata Ahsraf al-Qudra selaku Juru bicara Kementerian Kesehatan yang berbasis di Gaza, seperti dikutip dari Anadolu, Selasa (21/11/2023).
Ustaz Zaitun juga menegaskan bahwa kita harus menjadi solusi atas permasalahan umat sebagai bentuk soliditas kita, bahkan sebagai bangsa kita punya hutang kemerdekaan terhadap Palestina yang harus dibayar.
"Dalam Mukernas ini, persoalan Palestina ini harus menjadi pemikiran bagi seluruh peserta Mukernas, yang mudah-mudahan dapat memberikan gagasan dan ide untuk perjuangan bangsa Palestina, baik dengan doa-doa kita. Maka pentingnya kita menguatkan soliditas, karena lemahnya soliditas kita sehingga terjadi pembantaiaan tersebut," pungkasnya.