Kargi menjelaskan pentingnya pemakaman sederhana dalam Islam, tidak ada layanan rumit atau peti mati mewah. Tapi itu bertentangan dengan bagaimana bisnis pemakaman di Amerika Serikat, di mana pemakaman tradisional memerlukan 6 ribu dolar AS hingga lebih dari 50 ribu dolar AS atau Rp 663.500.000.

"Pemakaman dalam Islam adalah untuk yang meninggal," katanya. Mengacu pada agama-agama lain yang menjadikan pemakaman sebagai upacara untuk membantu mereka yang ditinggalkan untuk membebaskan diri dari rasa bersalah dan sedih.

"Dalam Islam, semua yang dilakukan selama pemakaman adalah untuk orang yang meninggal, untuk memastikannya memiliki transisi damai menuju tempat peristirahtan terakhirnya," ujar dia.

Tetapi, menemukan tempat peristirahatan menjadi tantangan bagi umat Islam New York. Diperkirakan antara 600 ribu hingga satu juta Muslim di New York City, tapi tidak ada pemakaman khusus bagi mereka untuk menguburkan jenazah.

"Kami sering menggunakan pemakaman di New Jersey, seperti Jersey State Memorial Park Cemetery di Millstone," lanjutnya. Ada bagian Muslim juga lebih kecil di pemakaman di Long Island dan di bagian kota. Tapi mereka harus membayar 6 ribu dolar AS sampai 8 ribu AS untuk pemakaman.

"Dan saya telah melihat harga meningkat ke 14 ribu dolar AS dalam kota. Itu dianggap sebagai pengeluaran boros dalam Islam dan jadi kita harus mengambil pilihan paling terjangkau yang tersedia," Kargi menjelaskan.

Nooruddean Abu Ibrahim (28 tahun) yang telah melakukan pekerjaan pemakaman Islam di New York selama lebih dari satu dekade mengatakan, kematian adalah realitas tak terelakkan yang seharusnya tidak begitu rumit bagi seseorang untuk mengubur almarhum, membuat pusing atau merepotkan.

"Muslim di sini punya pepatah, 'Kita tidak bisa mati di sini'," kata warga Amerika-Palestina itu.

Ikuti Whatsapp Channel Republika