Jumat 27 May 2016 14:28 WIB

Takmir Masjid Perlu Pelajari Ilmu Falak

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Achmad Syalaby
Petugas melakukan uji coba peralatan teleskop yang akan digunakan untuk mengamati gerhana matahari (GMT) di Observatorium Ilmu Falak Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara, Medan, Sumut, Senin (7/3).
Foto: Antara/Septianda Perdana
Petugas melakukan uji coba peralatan teleskop yang akan digunakan untuk mengamati gerhana matahari (GMT) di Observatorium Ilmu Falak Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara, Medan, Sumut, Senin (7/3).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Islamic Sciense Research Network (ISRN) Universitas Muhammadiyah Prof. DR HAMKA (Uhamka), Ma'rifat Iman, mengimbau para takmir masjid untuk memperlajari ilmu falak."Seluruh takmir masjid diperlukan tuntunan atau pelatihan ilmu falak," kata Ma'rifat kepada Republika.co.id di Jakarta, Kamis (26/5).

Ma'rifat mengatakan, ilmu falak erat kaitannya dengan waktu pelaksanaan ibadah. Contohnya, penghitungan gerhana matahari dan gerhana bulan untuk menjalankan ibadah sunah yaitu shalat gerhana matahari dan bulan.

Tak hanya itu, menurut Ma'rifat, dengan mempelajari ilmu falak para takmir masjid juga dapat menghitung sendiri waktu shalat, arah kiblat, serta penentuan awal bulan-bulan hijriyah sesuai di daerah mereka masing-masing. Para takmir masjid dapat belajar ilmu falak dari ahli astronomi dan ahli falak.

Sementara, terkait memverifikasi ulang arah kiblat bertepatan dengan Roshdul Qiblat (kondisi dimana matahari benar-benar tepat di atas Ka’bah), menurut Ma'rifat tidak bisa dilakukan secara mandiri oleh takmir masjid. Verifikasi ulanf arah kiblat hanya bisa dilakukan oleh ahli falak atau pakar astronomi.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement