Ahad 22 May 2016 19:22 WIB

Menggapai Rahmat-Nya

Berdoa kepada Allah SWT (ilustrasi)
Foto: Niranjan Shrestha/AP
Berdoa kepada Allah SWT (ilustrasi)

Oleh: Ina Salma Febriany

 

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dari Abu Hurairah ra, dia berkata, “Aku mendengar Rasulullah Saw bersabda, “Allah Swt menjadikan sifat rahmat seratus bagian. Maka, dipeganglah pada sisi-Nya sembilan puluh sembilan bagian dan diturunkan satu bagian ke bumi. Dari satu bagian rahmat itulah seluruh makhluk berkasih sayang kepada sesamanya sehingga seekor hewan mengangkat kakinya karena takut anaknya akan terinjak olehnya,” (HR Bukhari Muslim)

Allah ar-Rahmaan ar-Rahiim, sebab kasih sayang-Nyalah kita masih diberi usia hingga detik ini. Sebab kemahaan dan rasa cinta yang melebihi murka-Nyalah pula kita masih diberikan kenikmatan menghirup udara segar, merasakan makanan dan minuman yang lezat, mampu melihat, mendengar, berbicara, serta beberapa nikmat-Nya yang tidak mungkin mampu kita urai satu persatu.

Ketika sudah mendapatkan semua nikmat itu, maka bertakwa dan bersyukur adalah cara untuk melanggengkan nikmat-nikmat itu kendati Allah tidak pernah menantikan apalagi mengharapkan ucapan ‘terimakasih’ dari hamba-hambaNya. Namun, dengan sifatnya yang Maha Mensyukuri (Asy-Syakuur), Allah kelak dan selalu akan membalas rasa syukur yang diucapkan para hamba untuk-Nya.

Musthafa Sa’id Al Khin dalam Nuzhatul Muttaqina Syarhu Riyaadhi Shaalihiina, Juz 1 (1987: 382-383), menguraikan beberapa faedah dari hadits di atas, pertama sesungguhnya rahmat yang telah Allah SWT tetapkan di dalam hati hamba-hamba-Nya merupakan bagian dari ciptaan-Nya. Kedua, Kebaikan Allah Swt turunkan kepada mereka merupakan bagian dari keutamaan-Nya. Ketiga, Rahmat itu merupakan salah satu bagian yang Allah simpan bagi hamba-hambaNya yang mukmin pada hari kiamat.

Dalam hal ini, terdapat harapan paling besar dan kabar gembira bagi orang-orang yang beriman karena hanya satu rahmat yang Allah ciptakan bagi manusia di dunia, mereka (manusia) mampu berkasih sayang kepada sesamanya dan menjadi kebaikan bagi mereka, apalagi dengan seratus rahmat pada hari kiamat.

Karenanya, melalui rahmat-Nya yang telah dilimpahkan ke bumi ciptaan-Nya inilah, Allah memerintahkan kita untuk selalu menyambung silaturrahim, berbagi, saling tolong menolong dalam kebaikan dan berkasih sayang. Sesuai dari hadits yang diriwayatkan dari Usamah bin Zaid ra, ia berkata, “Sesungguhnya Rasulullah diserahi cucunya yang telah meninggal, maka air mata beliau pun menetes. Lalu Sa’ad pun bertanya, “Ada apa wahai Rasulullah Saw?” beliau menjawab, “Ini adalah rahmat (kasih sayang) yang telah dijadikan Allah dalam hati para hamba-Nya. Sesungguhnya hamba Allah yang dirahmati oleh-Nya hanyalah orang yang memiliki kasih sayang,” (HR Bukhari dan Muslim)

Atau dalam Al haditsul Qudsiyyah karya Jamal Muhammad Ali Asy-Syuqairi, dari Abdurrahman bin Auf ra berkata, aku mendengar Rasulullah Saw bersabda, “Allah berfirman, ‘Aku adalah Ar-Rahman (Yang rahmat-Nya meluas) yaitu Ar-Rahim (Yang rahmat-Nya khusus bagi orang-orang yang beriman). Aku ambil dia sebagai salah satu dari nama-Ku. Barang siapa yang menyambungnya, maka Aku akan menyambung hubungan dengannya. dan barangsiapa memutuskannya, maka Aku akan memutuskan hubungan dengannya sama sekali,” (HR Abu Daud)

Mari istiqamahkan diri untuk senantiasa mencintai, berbagi kebaikan dan menebar kasih sayang, agar rahmat Allah selalu tercurah untuk kita. Allahu a’lam

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement