REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lembaga Kemanusiaan Aksi Cepat Tanggap (ACT) menjali kerja sama dengan Yayasan Masjid Sevilla (YMS) untuk membangun masjid di salah satu kota di Spanyol tersebut.
Pembangunan Masjid Sevilla diperkirakan membutuhkan anggaran sekitar 15 juta hingga 17 juta euro. Selain Indonesia, YMS juga melakukan safari ke berbagai negara, di antaranya Uni Emirat Arab dan Malaysia, untuk menggalang dukungan bagi pembangunan Masjid Sevilla.
"Kami mendapatkan bantuan pembangunan masjid dari Malaysia sebesar satu juta euro," ungkap Luis Ibrahim Hernandez.
Senior Vice President Global Partnership & Communication Aksi Cepat Tanggap (ACT), N Imam Akhbari mengatakan, kerja sama dengan YMS bertujuan untuk memperkenalkan Islam yang rahmatan lil alamin, khususnya di Eropa.
Imam menyambut baik kerja sama ACT dengan YMS untuk membangun Masjid Sevilla. ''Ini sebuah kehormatan, karena mereka memilih ACT sebagai satu-satunya lembaga mitra dalam kerja sama itu,'' katanya kepada Republika.
Kerja sama ini, menurutnya, sangat penting untuk mewujudkan peradaban yang humanis dan Islam yang rahmatan lil alamin. ''Misi yang diemban Yayasan Masjid Sevilla adalah membawa pesan Islam yang rahmatan lil alamin,'' kata Imam.
Terkait bantuan untuk pembangunan Masjid Sevilla, Imam mengatakan, pihaknya tidak menargetkan angka tertentu. Meski demikian, ia berharap, pemerintah bersedia mendukung pembangunan masjid ini, mengingat negara tetangga, yakni Malaysia, menyumbang senilai satu juta euro.
"Kami berharap Indonesia menjadikan angka tersebut sebagai batas minimal untuk membantu pembangunan Masjid Sevilla," jelas dia.
Melalui kerja sama ini, YMS ingin pula memperkenalkan kepada negara lain, khususnya negara-negara mayoritas Muslim, bahwa Spanyol adalah negara yang ramah terhadap umat beragama.
Di tengah menajamnya Islamofobia di negara-negara Barat, yayasan ini ingin memperkenalkan kembali Islam di Eropa. Bahkan, YMS juga berharap dapat membangun kembali peradaban Muslim di Andalusia.