Ahad 24 Apr 2016 20:09 WIB

Tanggapi Isu Pemurtadan, NU: Pemeluk Agama Lain Banyak Jadi Mualaf

Rep: Ratna Ajeng Tedjomukti/ Red: Achmad Syalaby
Haul Gus Dur. Rois Syuriah PBNU Masdar Farid Mas'udi (kiri) memberikan paparan saat peringatan Haul Gus Dur ke-6 di MMD, Jakarta, Senin (12/1)
Foto: Republika/ Wihdan Hidayat
Haul Gus Dur. Rois Syuriah PBNU Masdar Farid Mas'udi (kiri) memberikan paparan saat peringatan Haul Gus Dur ke-6 di MMD, Jakarta, Senin (12/1)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rais Syuriah PBNU Masdar Farid Mas'udi mengatakan data yang dirilis oleh Irjen Pol (Purn) Anton Tabah tentang adanya dua juta Muslim yang murtad setiap tahun harus jelas perinciannya. Dengan demikian, akan lebih tepat untuk menanggapi data tersebut. 

"Banyak faktor seseorang migrasi agama, bisa karena kemiskinan, perkawinan, pertemanan dan pekerjaan," jelas dia kepada Republika.co.id, Ahad (24/4). Tteapi jumlah umat non muslim yang bertambah bisa saja karena adanya perpindaha penduduk non muslim dari luar negeri ke Indonesia.

Meski demikian, dia menjelaskan, tetap saja ini masalah yang menarik untuk disikapi dengan serius. Meski demikian hidayah itu adalah pemberian Allah SWT meskipun banyak orang menghendaki mereka mendapatkan hidayak untuk memeluk Islam.

Migrasi keagamaan tidak hanya terjadi dari Islam ke agama lain, tetapi juga dari agama lain ke Islam. Dia menjelaskan, agama lain juga sering mengeluhkan banyak umatnya yang memeluk Islam. 

Terkait berkurangnya jumlah pemeluk agama, negara tidak bisa bertanggung jawab secara langsung. Ini jelas merupakan tanggung jawab keluarga dan umat itu sendiri untuk menjaga keutuhan umat. 

Dia mengatakan, sesama umat Islam memang memiliki tanggung jawab moral untuk memelihara keutuhan umat. Hanya saja umat perlu memperbaiki citra Islam agar tidak ada lagi yang memandang Islam radikal dan dekat dengan ekstrimisme.

Menurut dia, Islam merupakan agama yang nyaman dan damai, dan ini yang perlu terus menerus digaungkan. Sehingga mereka yang rawan aqidah semakin yakin untuk memeluk Islam. n Ratna Ajeng Tejomukti

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement