Menyadari gaya hidup pribadinya sudah melampaui batas, Sara berniat untuk terbebas dari ketergantungannya pada minuman beralkohol. Ia mengikuti meditasi dan beberapa kegiatan keagamaan. Tapi, ia merasa bahwa apa yang ia lakukan tidak berdampak efektif terhadap kehidupan pribadinya.
Selain berprofesi sebagai publik figur, Sara Bokker juga menjadi aktivis relawan. Ia terlibat dalam pergerakan feminisme. Ia bergabung dalam kampanye terkait reformasi pemilu dan hak-hak sipil. Kegiatan ini menyita banyak waktunya. Ia belajar mengenai keadilan, kebebasan, dan rasa hormat. Namun, yang paling penting, ia belajar bahwa dibutuhkan iman untuk melihat dunia.
Suatu hari, Sara menemukan sebuah buku yang menggambarkan hal negatif terkait Alquran. Di Barat Islam memang dikenal dan dikaitkan dengan terorisme, poligami, dan perempuan yang terisolasi. Namun, perjumpaannya dengan pria Muslim sesama relawan justru memberikannya gambaran berbeda tentang Islam.