Senin 11 Apr 2016 01:12 WIB

Pakar Tafsir ini Ungkap Mengapa Indonesia Perlu ‘Ruwatan’ Alquran

Para santri pondok pesantren Ar-Raudhatul Hasanah membaca Alquran saat mengikuti tadarus di Medan, Sumatera Utara, Selasa (23/6).
Foto: Antara/Septianda Perdana
Para santri pondok pesantren Ar-Raudhatul Hasanah membaca Alquran saat mengikuti tadarus di Medan, Sumatera Utara, Selasa (23/6).

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA – Mantan Rektor Institut Ilmu Alquran (IIQ) Jakarta, Prof Ahsin Sakho Muhammad mengatakan, ragam persoalan yang dihadap Bangsa Indonesia saat ini, harus ditopang dengan pendekatan spiritual seperti mengkhatamkan Alquran.  

Pernyataan ini disampaikan merespons Deklarasi Nusantara Mengaji 300 ribu serentak se-Indonesia yang diinisiasi oleh Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Muhaimin Iskandar di Jakarta, Ahad (10/4) malam.

Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, ujar Ahsin yang juga Ketua Dewan Penasehat Nusantara Mengaji, umat Islam mesti menjadikan Alquran sebagai pedoman, obat, dan penawar. Alquran adalah sendi-sendi yang sangat mendasar dan pokok dalam kehidupan.   

Menurutnya, dengan membaca Alquran dan mengkhatamkannya sebanyak 300 ribu kali, diharapkan Allah SWT memberikan kesejahteraan lahir dan batin. Ia pun mengemukakan sejumlah alasan, mengapa khataman Alquran bisa dijadikan solusi ‘ruwatan’ terhadap problematika bangsa.

Pertama, janji Allah bahwa mereka yang berpegang tegus pada kitab suci ini, akan senantiasa mendapat perlindungan-Nya. Kedua, kekuatan Alquran itu sendiri.

Ia mengutip sejumlah ayat tentang keistimewaan Alquran, di antaranya surah ar-Ra’d ayat 31. “Dan sekiranya ada suatu bacaan (kitab suci) yang dengan bacaan itu gunung-gunung dapat digoncangkan atau bumi jadi terbelah atau oleh karenanya orang-orang yang sudah mati dapat berbicara, (tentulah Al Quran itulah dia).”

Ia juga menukilkan kisah tentang kebiasaan Rasul meruqyah orang sakit atau terkena sihir dengan bacan-bacan Alquran. Dalam hadisnya juga, Rasul menyatakan, hebatnya bacaan Alquran, walau hanya surah al-Baqarah yang bisa menangkal setan dari rumah. “Itu baru satu surah saja, bagaimana jika dikhatamkan 300 ribu kali, tentu lebih dahsyat lagi,” katanya.   

Ia pun menyebtukan empat hal berharga yang akan diperoleh dari membaca Alquran, yang pertama ialah ketenangan batin, kedua rahmat dari Allah, ketiga para malaikat akan senantiasa mendoakan, dan keempat nikmat bersama mereka yang dekat dan dikasihi oleh Allah.

Ia berharap kegiatan ini bisa menjadi inspirasi dan tetap dipertahankan rutin tahun-tahun mendatang. “Dengan kalam Allah (Alquran) kita ketuk pintu langit agar Bangsa ini dirahmati,” ajaknya.

Sejumlah Menteri Kabinet Kerja hadir dalam deklarasi ini, di antaranya, Menristek Dikti, M Nasir, Menpora Imam Nahrowi, Meneri Desa Tertinggal Marwan Ja’far, dan tokoh nasional lainnya, antara lain Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Dede Rosyada, dan Rektor IIQ Jakarta Chuzaemah Y Tanggo.   

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement