REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- At-Tahrim adalah salah satu surah dalam Alquran. Secara bahasa, nama surah itu berarti 'mengharamkan.'
Ayat-ayat pertama dalam surah itu memuat teguran Allah kepada Nabi Muhammad SAW. Beliau diperintah agar jangan keceplosan mengharamkan apa-apa yang tidak diharamkan oleh Allah.
Terjemahan ayat 1-2 surah at-Tahrim: "Hai Nabi, mengapa kamu mengharamkan apa yang Allah menghalalkannya bagimu; kamu mencari kesenangan hati istri-istrimu? Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Sesungguhnya Allah telah mewajibkan kepada kamu sekalian membebaskan diri dari sumpahmu; dan Allah adalah Pelindungmu dan Dia Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana."
Sebab turunnya (asbabun nuzul) permulaan surah at-Tahrim berkaitan dengan Mariyah al-Qibthiyyah. Perempuan tersebut semula merupakan budak yang dikirimkan penguasa Mesir sebagai hadiah kepada Rasulullah SAW.
Usai menikahi Mariyah, Nabi SAW memiliki seorang anak lelaki yang kemudian beliau namakan Ibrahim. Adanya bayi itu lantas memunculkan rasa cemburu hebat dalam dada sejumlah istri Nabi SAW, termasuk 'Aisyah dan Hafshah.
Pada suatu ketika, Rasulullah SAW sedang berduaan dengan Mariyah di kediaman Hafshah. Saat itu, sang putri Umar bin Khattab sedang berada di luar.
Ketika Hafshah pulang, dirinya mendapati sang suami masih bersama dengan Mariyah. Rasa cemburu pun membuncah di dalam dadanya.
"Ya Rasulullah, engkau lakukan hal ini di rumahku, di atas tempat tidurku, dan pada hari giliranku," kata Hafshah dengan nada kesal.
Rasulullah SAW segera meredakan amarah Hafshah. Dengan maksud hendak menyenangkan perasaan Hafshah, beliau menyatakan, sejak saat itu Mariyah haram baginya. Nabi SAW juga berpesan kepada putri Umar itu agar tidak menceritakan kejadian ini kepada siapa pun.
