Rabu 23 Mar 2016 18:39 WIB

Perkuat Perekonomian Umat Islam

Rep: c25/ Red: Agung Sasongko
Pembangkitan Perekonomian Umat. (dari kiri) Wakil Sekretaris Dewan Pertimbangan (DP) MUI Natsir Zubaidi, Wakil Ketua DP MUI Didin Hafidudin, Ketua DP MUI Din Syamsuddin, dan Sekretaris DP MUI Noor Ahmad memimpin Rapat Pleno VI Dewan Pertimbangan MUI di Jak
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Pembangkitan Perekonomian Umat. (dari kiri) Wakil Sekretaris Dewan Pertimbangan (DP) MUI Natsir Zubaidi, Wakil Ketua DP MUI Didin Hafidudin, Ketua DP MUI Din Syamsuddin, dan Sekretaris DP MUI Noor Ahmad memimpin Rapat Pleno VI Dewan Pertimbangan MUI di Jak

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perekonomian umat Islam di Indonesia perlu dibangkitkan. Untuk itu, perlu ada strategi yang disusun demi membangkitkan perekonomian umat.

Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI), Din Syamsuddin, mengungkapkan pentingnya strategi dalam membangkitkan perekonomian umat Islam di Indonesia. Pemahaman pembangkitan perekonomian kepada umat menjadi langkah yang harus dilakukan sesegera mungkin.

"Pembangkitan perekonomian umat harus segera kita gemborkan secara intensif, agar tertanam nilai kewirausahaan umat," kata Din, Rabu (23/3).

Menurutnya, tingkat kebutuhan dakwah ekonomi yang tinggi, untuk menumbuhkan jiwa kewirausahaan umat Islam yang menjadi mayoritas di Indonesia. Terlebih, umat Islam di Indonesia memiliki potensi yang besar dengan banyaknya ormas-ormas Islam yang bersatu.

 

Din menuturkan, ormas-ormas Islam yang ada dapat menyebarkan pemahaman pentingnya membangkitkan perekonomian umat Islam lewat tablig-tablig yang digelar. Ia menyayangkan hilangnya dominasi pedagang Muslim di pasar-pasar, yang semakin terpuruk dengan kehadiran pasar swalayan.

Untuk itu, ia mengimbau perlu ada sebuah koalisi di antara para saudagar Muslim di Indonesia, yang bisa dimulai ormas-ormas secara internal terlebih dulu. Namun, Din mengingatkan pembangkitan perekonomian umat bukan tanggung jawab MUI semata, dan perlu ada kerja nyata setiap elemen umat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement