Budayawan Dr Purwadi, menyebut, kerajinan payung merupakan warisan budaya keraton. Sesuai dengan struktur pemerintah keraton, ada berbagai payung peruntuikan sesuai kepangkatan. Ada payung kerajaan untuk raja, permaisuri, kepatihan, prajurit, abdi dalem, sentono dalem. Kebetulan masyarakat Juwiring merupakan abdi dalem keraton yang mempunyai sumbangsih memproduksi payung.
Kabupaten Klaten merupakan daerah paling banyak mempunyai sumbangsih terhadap keraton. Masyarakat Bentangan, Kecamatan Wonosari, sebagai penyumbang barang gerabah, Masyarakat Bayat penyumbang batik, masyarakat Pedan penyumbang Lurik, Cokro, Tulung, penyumbang kebutuhan air bersih. Seperti masyarakat Wirun, Bekonang, Kabupaten Sukoharjo, penyumbang gamelan kerawitan.
Perajin mencapai masa kejayaan saat pemerintahan kerajaan. Namun, seiring berjalan waktu, kerajinan rakyat lambat laun suram, hingga mengalami kematian memasuki era pemerintahan RI (Republik Indonesia). Peradaban kerajian rakyat semakin hancur sepanjang pemerintahan baru. Pola pikir dan manejemen baru, menurutnya, yang membawa kematian kerajinan yang ramah dengan lingkungan kehidupan.