Senin 14 Mar 2016 19:14 WIB

Hernita Elisabet Siregar Baca Surah Albaqarah hingga Maryam

Rep: Maniarti/ Red: Agung Sasongko
Mualaf
Foto: onislam.net
Mualaf tengah berdoa (ilustrasi)

Sepekan memeluk Islam, semula berjalan mulus. Elisabet berpuasa dan shalat secara sembunyi-sembunyi, tanpa sepengetahuan keluarga besarnya. Hingga peristiwa itu terjadi. Mukena dan buku panduan shalat yang ia sembunyikan di kamar raib. Ia khawatir, barang simpanannya itu terungkap oleh orang tuanya.

Kekhawatiran perempuan berdarah Medan ini terbukti. Ia disidang oleh sang ibu dengan kemarahan yang membuncah. Elisabet mencoba berkelit, tetapi tetap saja ia dipaksa mengaku hingga akhirnya memberanikan diri.

Sambil terisak, Elisabet mengaku ia me me luk Islam bukan karena siapa pun, murni karena kesadaran akan siapa Tuhan yang hakiki. Di tengah suasana tegang itu, bapak Elisabet muncul. "Bapak mengancam membunuh saya,\" tuturnya.

Elisabet terpojok. Ia memutuskan kabur dari rumah selama dua pekan lebih. Aksi penolakan tak terhenti meski ia telah menjauh dari rumah. Peristiwa itu tak akan pernah ia lupakan.

Di tengah jalan raya, ia diadang oleh segerombolan pria dalam mobil dan dipaksa masuk. "Ternyata mereka semua adalah adik- adik kandung bapak saya yang diperintahkan untuk mencari saya," katanya.

Ia ditarik paksa masuk mobil. Sepeda motor diambil paksa dan ia pun dibawa pulang ke rumah. Barang pribadinya dirampas, seperti ponsel, dompet, bahkan jilbab pun mereka paksa lepaskan. "Tiba di rumah mereka sudah berkumpul, termasuk tiga pendeta," ujar perempuan kelahiran Batam ini. Perdebatan kembali memanas yang diwarnai dengan perlakuan kasar.

Elisabet tetap bertahan. Beberapa hari kemudian, orang tuanya berencana mengirimnya ke Jawa untuk belajar di sekolah teologia.

Kesempatan ini ia manfaatkan betul. Ia pun berpura-pura seakan ingin kembali ke keyakinan lamanya.

Ia berhasil kabur ke Jakarta. Selama berada di Ibu Kota, ia menemui komunitas Muallaf Center Indonesia (MCI) dan mendapatkan banyak bantuan dan kemudahan.

Elisabet kembali ke Batam atas permintaan orang tua dan sempat mendapatkan perlakuan tak mengenakkan. Namun akhirnya, ketegangan tersebut bisa ia selesaikan. Ia memutuskan tinggal di luar rumah dan berjanji tetap menjaga komunikasi dengan keluarga besarnya.

"Godaan tetap ada, seperti SMS ajakan kembali ke agama lama, tapi saya tak menghiraukan," tuturnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement