Rabu 09 Mar 2016 20:25 WIB

Komunitas Muslim Florida: Terorisme tidak Memiliki Agama

Rep: MGROL57/ Red: Agung Sasongko
Mahasiswa muslim di Universitas Central Florida
Foto: CENTRAL FLORIDA FUTURE
Mahasiswa muslim di Universitas Central Florida

REPUBLIKA.CO.ID, MIAMI --  Sebanyak 500 orang hadiri demonstrasi damai dorong masyarakat Amerika menerima Islam. Dilansir dari Orlando Sentinel, Sabtu (5/3) lalu para pendukung Muslim di Florida, Amerika Serikat berkumpul di Danau Eola menyuarakan pandangan mereka dalam demonstrasi bertajuk 'Bersatu Kita untuk Kedamaian'.

Selain menginginkan penerimaan Islam, mereka mengingatkan hal terbaik dari Amerika Serikat adalah keberagamannya. "Saya rasa penting untuk memperlihatkan Amerika mendukung keberagaman," ujar seorang partisipan demo, mahasiswi Muslim Universitas Florida Tengah, Farah Felo.

"Kita menerima semua orang dari ras apapun, agama apapun."

Aksi tersebut gagasan organisasi Muslim, Islam Amerika, dan Komunitas Islam Florida Tengah. Walau beberapa jam sebelumnya bertepatan dengan kampanye calon presiden dari Partai Republik, Donald Trump, di Florida, demonstrasi tersebut tidak khusus dilaksanakan karena hal itu. Direktur Eksternal Islam Amerika, Bassem Chaaban menyatakan rencana aksi damai itu telah ada sebelum Trump umumkan kampanye di Florida.

Fokus dari aksi itu, lanjut Chaaban, adalah pesan persatuan untuk kedamaian dalam komunitas. Berkaitan dengan hal itu, bagaimana Trump berkampanye dengan ujaran anti-Muslim telah memecah belah negara. Pandangan Trump tidak mengirimkan pesan yang tepat tentang Amerika serta norma dan nilai-nilai kemasyarakatan.

"Kami berada di sini pagi ini sesungguhnya untuk memperlihatkan dukungan untuk kedamaian pada anggota masyarakat," jelasnya.

Dalam aksi tersebut, Presiden Islam Amerika, Muhammad Musri mengimbau pada partisipan bahwa Muslim dan Islam secara tidak adil dikaitkan pada terorisme. Masyarakat salah paham tentang Islam, mengaitkannya pada serangan teror 11 September 2001 silam. Padahal Muslim mengecam orang-orang yang menggunakan nama Islam untuk melakukan tindakan mengerikan itu.

"Terorisme tidak memiliki agama," ujarnya. "Terorisme anti-agama."

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement