Senin 07 Mar 2016 17:18 WIB

Masjid Assyuro Benteng Masa Penjajahan

Rep: Fuji E Permana/ Red: Agung Sasongko
Masjid Assyuro, Cipari, Garut.
Foto:
Masjid Assyuro, Cipari

Di tahun 1914, secara resmi telah berdiri cabang Serikat Islam (SI) di Ponpes Cipari. SI cabang Cipari berada dibawah pimpinan KH Adrai sebagai ketua harian dan Ny. Hj. Mutiah (Isteri KH Harmaen) sebagai ketua muslimat.

Dengan masuknya tokoh-tokoh pesantren Cipari ke dalam organisasi SI. Sehingga, para tokoh ulama menggunakan organisasi tersebut sebagai penyaluran kesadaran politik terhadap penjajah Belanda. Walaupun pada saat itu SI bukan bagian dari partai politik.

Seiring meningkatnya kesadaran politik dikalangan para ulama dan santri. Pemerintah Hindia Belanda mulai sadar akan bahaya perlawanan santri terhadap pemerintahannya. "Berdasarkan catatan sejarah kesadaran politik di lingkungan Ponpes Cipari membuat pemerintahan Hindia Belanda resah," kata Suherlan.

Pada Januari 1927 diadakan kongres SI di Garut. Waktu itu Cipari di Kabupaten Garut mempunyai anggota SI terbanyak kedua setelah Menado. Kemudian, terjadilah perubahan nama menjadi Partai Serikat Islam (PSI).

Di kongres itu SI resmi menjadi sebuah Partai, dengan mengusung tujuan “Mencapai Kemerdekaan Nasional atas dasar Agama Islam." Beberapa tahun kemudian nama PSI disempurnakan menjadi PSII di tahun 1929.

Pada saat itu tampilah tokoh-tokuh muda. Putra dari KH. Harmaen (suami HJ Muti’ah), Mereka adalah, KH Abdul Kudus, KH Yusuf Tauzirie dan keponakannya KH Bustomi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement