REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Islamic Book Fair kali ini juga pihaknya menargetkan omzet penjualan lebih dari Rp 110 miliar. Dia berharap omzet meningkat kurang lebih Rp 1 miliar dibandingkan tahun lalu yang mampu mendapatkan omzet Rp 109.573.000.
Sekretaris Islamic Book Fair (IBF) 2016 Khaerudin mengatakan tema yang diangkat tahun ini lebih aplikatif dengan misi untuk menjadikan Alquran sebagai panduan keluarga.
"Alquran bisa (menjadi dasar) menyelesaikan permasalahan-permasalahan baik sosial atau keluarga. Kebaikan negara kan juga bergantung dari kebaikan keluarga," ujar Khaerudin saat dihubungi Republika, Rabu (17/2).
Anggota panitia IBF, Tatang T Sudensyah mengatakan, tema ini relevan dengan banyaknya rumah tahfiz yang berkembang saat ini. Melalui tema ini, penyelenggara ingin menekankan kembali untuk menggali dan mengamalkan Alquran mulai dari keluarga.
Tatang menjelaskan, ada beberapa hal yang berbeda dari IBF tahun ini dengan sebelumnya. Salah satu peningkatan terlihat pada proses sosialisasi.
Di tahun ini, sosialisasi pra-event dilakukan secara lebih masif melalui bekerjasama dengan kampus, pesantren, dan sekolah."Namanya Goes to Pesantren, Goes to Campus, dan Goes to School," ujar Tatang.
Selain sebagai sarana sosialisasi dan promosi, acara ini juga menunjukkan besarnya perhatian penyelenggara terhadap dunia pendidikan dan pengembangan sumber daya manusia. Ada berbagai kegiatan akan dilakukan dalam masa pra-event, di antaranya pelatihan menulis dan bercerita (story-telling).
IBF tahun ini juga diramaikan kehadiran komunitas-komunitas halal food. Selain buku, pakaian, dan permainan, para pengunjung IBF 2016 dapat menikmati berbagai makanan yang dijamin halal dan sehat dengan harga terjangkau.
Ada pula edukasi dari komunitas-komunitas tersebut tentang perlunya sertifikasi halal, perlunya mengonsumsi makanan halal, dan isu-isu seputar halal lainnya.