Rabu 30 Dec 2015 05:51 WIB

Nabi Musa dan Sapi Pembuka Tabir Kejahatan

Rep: c62/ Red: Agung Sasongko
 Seekor sapi perah bermain dengan kucing di sebuah peternakan di Granby, Quebec, Kanada.  (Reuters/Christinne Muschi)
Seekor sapi perah bermain dengan kucing di sebuah peternakan di Granby, Quebec, Kanada. (Reuters/Christinne Muschi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kelicikan sang paman tak terhenti di situ. Ia malah bersiasat jahat setelah membunuh keponakannya sendiri. Ia ingin terhindar dan kejahatannya tidak terungkap oleh siapa pun. Ia pun mendatangi Nabi Musa AS. 

Sambil berpura-pura sedih dia meminta Nabi Musa segera menangkap pelaku pembunuhan dan menghukumnya dengan hukuman yang paling berat, padahal jelas-jelas ia sendiri adalah pelakunya. Begitu jika seseorang telah menjadi budak nafsu keduniawian, semua akan dilakukan meski menghilangkan nyawa orang lain. 

Sebagai seorang Nabi, Musa AS menerima pengaduan umatnya dengan tenang. Nabi Musa meminta mereka menceritakan apa yang mereka ketahui terkait kematian keponakannya itu. Setelah mendengarkan cerita mereka, meski mengetahui kisah tersebut rekaan, Nabi Musa tidak lantas mengambil keputusan atau menghukum keduanya. Nabi Musa memilih harus melakukan penyelidikan dulu untuk membuktikan bahwa yang diceritakan kaumnya adalah kabar bohong.

Untuk dapat membuktikan kebohongan cerita kaumnya, Nabi Musa berdoa kepada Allah SWT dan mendapat petunjuk agar kaum yang mengadukan pembunuhan itu membeli sapi dan menyembelihnya. Perintah Nabi Musa kepada kaumnya itu diabadikan dalam Alquran surah al-Baqarah Ayat 67-71. "Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyembelih seekor sapi betina."

Karena menganggap perintah Musa itu tidak ada kaitannya dengan yang mereka sampaikan akhirnya mereka protes dan berkata, "Apakah kamu hendak menjadikan kami buah ejekan?"  (Baca: Awal Mula Kisa Sapi Pembuka Tabir Kejahatan)

Mendengar jawaban itu, Nabi Musa berkata, "Aku berlindung kepada Allah agar tidak menjadi salah seorang dari orang-orang yang jahil."

Entah karena masih belum percaya atau lantaran apakah mereka takut cerita rekaan itu terbongkar, mereka merasa kurang yakin dan mencoba menegaskan kembali kepada Nabi Musa sapi seperti apa yang harus mereka beli untuk disembelih. Bahkan, rentetan demi rentetan pertanyaan aneh pun mereka gulirkan.

Mendengarkan permintaan itu Nabi Musa berkata, " Allah mengatakan bahwa sapi itu adalah sapi yang tidak tua dan tidak pula muda, yaitu pertengahan antara tua dan muda. Kerjakanlah apa yang diperintahkan Allah itu."

Ketika mereka masih mengajukan tentang warna sapi apa yang mesti dibeli, Nabi Musa juga bertanya kepada Allah melalui doanya. Setelah mendapat jawaban, Nabi Musa menyampaikan bahwa warna sapi yang mereka harus beli sesuai yang diperintahkan Allah SWT adalah. "Warna kuning dengan warna yang cemerlang dan dapat menggembirakan orang yang memandangnya."

Mereka yang mengadukan itu masih mengajukan pertanyaan, kali ini mereka bertanya tentang bagaimana keadaan sapi yang mesti mereka dapatkan untuk disembelih. Setelah mendapat Izin Allah SWT, Nabi Musa menjawab lagi. "Yaitu sapi yang tidak biasa dipergunakan membajak sawah dan mengangkut air, dan harus yang bersih, tidak ada belang warnanya sedikit pun,"

Setelah lelah bertanya, akhirnya mereka mulai mencari sapi seperti yang disyaratkan Nabi Musa. Meski telah melakukan pencarian ke beberapa tempat, mereka tidak mendapatkan sapi yang dimaksud Nabi Muda. Sapi berwarna kuning cemerlang, bersih tanpa belang sama sekali, tidak pernah dipekerjakan memang cukup sulit karena hampir semua sapi di daerah tersebut telah dipekerjakan.

Setelah bersusah payah mencarinya, akhirya mereka menemukan sapi yang disyaratkan. Sapi itu adalah milik anak orang tua miskin itu. Setelah diceritakan alasan mengapa harus membeli sapi itu akhirnya anak pemilik sapi tersebut mengiyakan, padahal semula dia tidak mau menjual.

Ini lantaran mereka mengatasnamakan Nabi Musa. Anak itu akhirnya mau menjualnya tetapi dengan harga nilai tinggi. Alasannya, sapi itu merupakan harta peninggalan satu-satunya yang diwariskan ayahnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement