Kamis 24 Dec 2015 17:45 WIB

Toleransi Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral Amalkan Ajaran Rasulallah

Rep: Intan pratiwi/ Red: Nur Aini
Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral berdampingan di Jakarta.
Foto: Republika/Ali Said
Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral berdampingan di Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Badan Pelaksana Pengelola Masjid Istiqlal, Mubarok mengatakan toleransi beragama antara Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral bukan hal baru. Dalam menghormati perayaan Natal 2015, Masjid Istiqlal membuka lahan parkir bagi jemaat Gereja Katedral.

Menurutnya, sudah menjadi kewajiban umat Muslim untuk memelihara perbedaan demi kedamaian umat manusia. Mubarok mengatakan, Rasulallah sendiri sudah memberikan contoh memelihara perbedaan tanpa harus saling melukai. Semasa Rasulallah berada di Madinah, Rasulallah tak pernah sekalipun memenjarakan dan menjustifikasi umat lain.

"Rasulallah dulu saat di Madinah membuat Piagam Madinah sehingga semua orang bisa berjalan beriringan," ujar Mubarok saat ditemui Republika.co.id, Kamis (24/12).

Mubarok mengatakan, belajar dari hal tersebut tak ada alasan bagi umat Muslim tidak menjunjung toleransi antarumat beragama. Toleransi bukan berarti bebas tanpa batas, tetapi saling menghormati tata cara ibadah dan kepercayaan masing masing.

Mubarok menyebut keberagaman juga sudah diamanatkan pada pembukaan undang undang dasar 1945. "Bahwa kemerdekaan itu adalah hak semua bangsa." ujar Mubarok.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement