REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Sekitar 8.000 pengajar Alquran dan pemerhati pendidikan Islam menghadiri Silaturahim Tilawati Nasional 2025 di Masjid Istiqlal, Jakarta pada Sabtu (12/7/2025). Di momen silaturahim tersebut diluncurkan Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) Tilawati dan Jam’iyyah Ma’had Tilawati Indonesia (Jamhati) sebagai dua inisiatif yang menandai babak baru standarisasi kompetensi guru Alquran di Indonesia.
Wakil Gubernur DKI Jakarta, Rano Karno menghadiri Silaturahim Tilawati Nasional. Ia mengingatkan pentingnya sertifikasi guru ngaji di era sekarang.
Rano mengatakan bahwa hari ini para guru ngaji berkumpul di Masjid Istiqlal. Mereka mendapatkan pelatihan tentang pentingnya kompetensi guru mengaji.
"Sekarang ini kalau tidak punya sertifikat, masyarakat sendiri akan ragu kemampuannya, nah, jadi artinya mudah-mudahan kegiatan ini bermanfaat," kata Rano kepada Republika di Masjid Istiqlal, Sabtu (12/7/2025)
Rano yakin para guru ngaji pasti akan berpikir bahwa sertifikat sangat penting untuk saat ini. Gunanya untuk pengembangan dan kompetensi.
Rano juga menyampaikan bahwa pemerintah DKI Jakarta tahun 2025 sudah menganggarkan sekitar Rp 40 miliar lebih untuk bantuan guru ngaji.
"Jadi di Jakarta ini ada 6.700 guru ngaji yang setiap bulan kita bantu Rp 500 ribu, jadi setiap bulan Jakarta itu mengeluarkan biaya untuk membantu guru ngaji hampir Rp 3,5 Miliar," ujar Wagub DKI Jakarta.
Rano menyampaikan bahwa anggaran untuk guru ngaji ada di Dewan Masjid Indonesia (DMI). Jadi DMI yang mengurus semuanya. Hibahnya sudah ada dari DKI Jakarta.
Wagub DKI Jakarta menambahkan, Insya Allah tahun depan akan meningkatkan anggaran bantuan untuk guru ngaji. Karena sudah ada sertifikasi guru ngaji.
Untuk meningkatkan kesejahteraan guru ngaji, Rano mengatakan bahwa adanya sertifikasi bisa jadi kriteria untuk pemerintah DKI Jakarta memperjuangkan anggaran bantuan untuk guru ngaji ke DPRD. Karena peningkatan anggaran harus atas kesepakatan DPRD,
Wagub DKI Jakarta mengatakan bahwa pada dasarnya DPRD juga paham tujuan meningkatkan kesejahteraan guru ngaji. "Tapi kita harus punya mekanisme bagaimana untuk bisa meningkatkan kesejahteraan (guru ngaji) itu dengan sertifikasi itu," ujar Rano.
Terkait besaran anggaran bantuan untuk guru ngaji, Rano mengatakan, besarannya akan dilihat dan disesuaikan. Anggaran untuk guru ngaji tahun ini sekitar Rp 40 miliar, tahun 2026 hampir Rp 100 miliar.
"Barangkali mudah-mudahan bisa Rp 750 ribu (untuk guru ngaji), mudah-mudahan, kalau sekarang kan Rp 500 ribu, tahun depan bisa Rp 750 ribu, karena peningkatan tentu harus bertahap, tidak mungkin langsung tinggi," ujar Rano.
Di tempat yang sama, Komisioner Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP), KH Muhammad Nur Hayid mengatakan, melalui sertifikasi profesi, BNSP ingin memastikan setiap guru Tilawati memiliki kompetensi teruji. Sehingga kualitas pendidikan Alquran terjaga merata di seluruh Indonesia.
Ketua Yayasan Nurul Falah, KH Umar Jaeni menambahkan bahwa Jamhati akan menjadi platform kolaborasi antar-ma’had guna memperkuat kurikulum, riset tajwid, dan pengabdian masyarakat.