REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --- Fardan Parjaman menambahkan, lama kelamaan gerakan itu membuahkan hasil. “Dari semula yang adzan, iqamat dan shalat Shubuh hanya satu orang atau orang yang sama, perlahan mulai meningkat berdua, bertiga, berempat, berlima, dan alhamdulillah akhirnya satu shaf,” tutur Fardan.
Tak hanya itu, kata Fardan, kegiatan seusai Shubuh berjamaah yang awalnya hanya diisi degan obrolan kemudian ditingkatkan menjadi majelis ilmu.
“Seusai shalat Shubuh berjamah, para jamaah tadarus Al-Qur’an. Alhamdulillah secara regular kami mendatangkan Ustadz Safrudin dari Pesantren Nurul Ilmu Cibinong dan Ustadz Saefulloh dari Majelis Dzikir Az-Zikra Sentul untuk mengisi tausiyah,” papar Fardan.
Ia menyebutkan jadwalnya sebagai berikut, hari Selasa diisi dengan tadabur Qur’an bersama Ustadz Safrudin; hari Jumat diisi dengan memperlancar tadarus dan tafsir Qur’an bersama Ustadz Safrudin; dan Sabtu diisi kajian fiqih dan tematik bersama Ustadz Saefulloh.
“Semua kegiatan dimulai dengan Shalat Shubuh berjamaah di masjid dan diakhiri shalat syuruq,” ujar Fardan.
Fardan mengemukakan, di luar hari-hari tersebut para jamaah Shubuh tersebut juga ada kegiatan setelah shalat berjamaah. “Alhamdulillah di luar hari-hari tersebut tetap diadakan shalat Shubuh berjamaah di masjid, dilanjutkan tadarus bersama (saat ini sudah sampai Surah Al-Kahf), dan ditutup dengan shalat syuruq bersama di masjid,” ungkap Fardan.
Fardan menambahkan, di mantan Ketua MPR Amin Rais memiliki rumah di Taman Gandaria. “Pak Amin Rais juga rutin mengisi halaqah di Masjid Al-Maghfiroh bila beliau sedang berada di Jakarta,” kata Fardan Parjaman.