REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON – Banyak orang yang rajin shalat, namun kondisi kehidupannya tak juga kunjung membaik, terutama kalau dikaitkan dengan keduniawian. Mengapa hal tersebut terjadi?
Menurut Ustadz Saefulloh MA, hal tersebut karena shalat yang dilaksanakan belum sesuai tuntunan Rasul. “Shalatnya tidak sesuai tuntunan Rasulullah SAW, tidak khusyu’, sehingga tidak membuahkan hal yang positif dalam kehidupan sehari-hari,” kata Saefulloh saat memberikan tausiyah pada acara tabligh akbar dan zikir di Masjid Besar Al-Barkah Gegesik, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, Sabtu (2/1).
Saefulloh lalu menyebutkan, ada tiga kondisi orang yang shalat. Pertama, khosyiun, orang yang khusyu’ shalatnya. “Al-Qur’an Sirah Al Mu’minun ayat 1-2 menegaskan, sungguh beruntung orang-orang beriman yang khusyu shalatnya,” tutur Saefulloh.
Kondisi kedua, kata Saefulloh, sahun, seperti yang ditegaskan oleh Allah SWT dalam Al-Qur’an Surah Al-Ma’un. “Orang yang sahun mengerjakan shalat, namun celaka dan masuk neraka. Alangkah rugi,” ujarnya.
Saefulloh lalu menyebutkan beberapa ciri orang yang tergolong sahun. “Pertama, suka menunda-nunda shalat. Kedua, shalat sekedarnya, yang penting asal gugur kewajiban,” papar Saefulloh.
Kondisi orang shalat yang ketiga, kata Saefulloh, adalah riyaun atau riya. “Yakni, orang yang mengerjakan shalat bukan karena Allah, tapi karena ingin dilihat dan dipuji manusia,” kata Ustadz Saefulloh MA.
Sekretaris Panitia Peringatan Hari Besar Islam (PHBI) Desa Gegesik Empat dan Panunggul Kholidin SPd MM mengatakan tabligh akbar dan zikir di Masjid Besar Al-Barkah merupakan salah satu dari rangkaian kegiatan Adat Muludan dalam rangka memperingati Maulid Nabi Besar Muhammad SAW.
Rangkaian kegiatan tersebut diadakan mulai 26 Desember 2015 hingga 2 Januari 2016.Tabligh akbar dan zikir merupakan puncak kegiatan Adat Muludan masyarakat Gegesik.