Nasima mengikrarkan syahadat di rumah. Dia tidak pergi ke manapun. Peristiwa itu terjadi larut malam. Dia sedang duduk di meja, kemudian memutuskan dengan penuh keyakinan bahwa dia harus bersyahadat saat itu juga.
Keesokan harinya, dia memberitahu sang ibu tentang keislamannya. Nasima langsung menjauhi daging anjing, babi, dan lain-lain. Dia ingin belajar mempraktikkan Islam.
Saat itu, Nasima sudah punya beberapa teman Muslim. Ketika Nasima mengatakan kepada mereka bahwa dia sudah menjadi Muslim, mereka memintanya untuk membacakan syahadat. “Saya pun mengucapkannya dan itu saja. Sejak saat itu, semua orang tahu saya Muslim.”
Untuk pertama kalinya, Nasima mulai pergi ke masjid. Orang-orang mengelilinginya dan mulai mengajukan pertanyaan. Mereka mengajari Nasima cara mengenakan jilbab. Mereka juga menjelaskan banyak hal yang tidak dia tahu.
Ibunya benar-benar stress ketika dia mulai mengenakan jilbab. Nasima memiliki rambut tebal merah keriting. Ibunya sangat suka itu.
Ketika dia memakai jilbab, semua orang memandangnya heran. Nasima tidak mau terlalu peduli. Perempuan itu mengaku sudah terbiasa menjadi pusat perhatian sejak kecil.