REPUBLIKA.CO.ID, TEPI BARAT -- Jumlah warga Palestina yang menjadi korban tewas kekerasan Israel-Palestina terus bertambah. Kini tercatat 50 orang Palestina tewas sejak kekerasan pecah pada awal Oktober.
Aljazirah melaporkan, korban terbaru merupakan dua warga Palestina yang ditembak mati, Selasa (20/10) malam oleh tembakan Israel di Hebron. Mereka ditembak setelah diduga melancarkan serangan menusuk tentara Israel. Satu tentara dilaporkan terluka.
Media Palestina mengatakan, korban berasal dari keluarga yang sama. Mereka diidentifikasi sebagai Bashar Nidal al-Jaabari (15 tahun) dan Hussam Ismael al-Jaabari (17 tahun).
Sebelumnya di hari yang sama, seorang pria Palestina diidentifikasi sebagai Adi Hashem Masalmeh (24 tahun) juga tewas dibunuh pasukan Israel di dekat Hebron. Korban diduga mencoba menusuk tentara Israel.
Tembakan Israel pada Selasa juga menewaskan Ahmed al-Serhi (27 tahun) dalam bentrokan di Jalur Gaza dengan Israel. Di tempat lain, Hamzen Mousa al-Amleh ditembak mati pasukan Israel setelah diduga menabrakkan mobilnya ke dua orang di pemukiman Gush Etzion.
Dalan insiden terpisah, Selasa, seorang pemukim Israel tewas beberapa jam setelah ia dilaporkan ditabrak oleh seorang pria Palestina di dekat Hebron. Saksi mata mengatakan, pemukim menyerang mobil sebelum ia ditabrak.
Bentrokan juga pecah antara demonstran Palestina dan pasukan Israel di Beit El dekat Ramallah. Di sana pasukan Israel menggunakan gas air mata membubarkan massa.
Kekerasan Israel-Palestina meningkat dipicu oleh serangan Israel ke komplek Masjid al-Aqsa. Sejumlah kelompok Hak Asasi Manusia mengatakan, Israel menanggapi dengan kekuatan berlebihan terhadap warga Palestina.
Sementara Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menegaskan untuk mengambil langkah agresif menghadapi penyerang Palestina.