Senin 24 Aug 2015 17:33 WIB

Jelang Idul Adha, Harga Sapi dan Kambing Melonjak

Rep: eko widiyatno/ Red: Damanhuri Zuhri
Sapi kurban
Foto: Darmawan/Republika
Sapi kurban

REPUBLIKA.CO.ID, BANYUMAS -- Harga sapi dan kambing di tingkat peternak, menjelang Hari Raya Idul Adha mengalami lonjakan cukup tajam.

Sapi lokal berbobot sekitar dua kwintal yang dua pekan lalu masih dijual pada kisaran Rp 18 juta hingga Rp 19 juta per ekor, kini melonjak menjadi Rp 22 juta hingga Rp 24 juta per ekor.

Warsino (35), peternak sapi Desa Papringan Kecamatan Banyumas Kabupaten Banyumas, yang kini memelihara empat ekor sapi lokal dewasa di kandang komunal desa setemat ternaknya, mengaku harga ternak sapi melonjak sejak dua pekan terakhir karena banyak warga yang membeli sapi warga untuk berkurban.

''Dibandingkan dengan dua pekan lalu, harga sapi mulai naik. Kenaikannya cukup lumayan tinggi, karena mulai banyak yang mencari sapi untuk hewan kurban,'' jelasnya, Senin (24/8).

Dia mengaku, dari empat ekor sapi yang dipeliharanya, dua ekor sudah laku terjual. Yang seekor dengan bobot sekitar 1,6 kwintal, laku seharga Rp 19 juta. Sedangkan yang berbobot sekitar dua kwintal, terjual Rp 22 juta. ''Masih ada dua ekor lagi yang belum terjual. Keduanya, saya jual minimal Rp 19 juta per ekor,'' katanya.

Teguh (37), peternak sapi lain yang juga memelihara sapi di kandang komunal tersebut, mengaku dibanding dengan Hari Raya Kurban tahun lalu, harga sapi saat ini memang mengalami kenaikan cukup tinggi.

''Dulu, sapi berbobot 2 kwintal, paling tinggi dihargai Rp 18 juta. Sekarang, dengan bobot yang sama bisa laku terjual Rp 22 juta hingga Rp 23 juta,'' katanya menerangkan.

Kenaikan harga sapi saat ini, diakui para calon pekurban yang ingin berkurban sapi dengan cara berkelompok tujuh orang untuk seekor sapi, cukup memberatkan.

Sardi (68), seorang warga Desa Pegalongan Patikraja Kabupaten Banyumas, menyebutkan untuk berkurban secara berkelompok sebanyak tujuh orang, seorang calon pekurban sapi saat ini harus membayar iuran minimal Rp 2.600.000.

''Uang iuran Rp 2,6 juta itu, kalau dikalikan tujuh orang akan terkumpul Rp 18,2 juta. Dengan uang sebanyak itu, sapi yang dibeli pun tidak bisa terlalu besar. Paling yang bobotnya hanya sekitar 1,3 kwntal. Padahal tahun lalu, dengan uang Rp 18,2 juta bisa dapat sapi lokal dengan bobot paling berat,'' jelasnya.

Sardi mengaku, warga yang merasa berat dengan iuran sebanyak itu, akhirnya banyak yang memilih berkurban kambing. Namun dia menyebutkan, harga kambing saat ini juga melonjak cukup tinggi dibanding tahun lalu.

Harga kambing lokal saat ini, berkisar antara Rp 2 juta hingga Rp 2,6 juta. Pada Idul Adha tahun lalu, dengan uang Rp 2 juta bisa mendapat kambing lokal dengan ukuran yang cukup besar.

''Saya tetap memilih berkurban sapi, karena daging yang bisa dibagi dengan berkurban sapi, tetap lebih banyak dibandingkan dengan berkurban kambing,'' ungkap Sardi.

Kambing lokal paling besar, kata dia, setelah disembelih paling banyak hanya akan memperoleh daging sebanyak tujuh kg. Sementara kalo berkurban sapi, dagingnya saja paling sedikit bisa mendapat lebih dari 10 kg.

Sementara meski harga sapi mengalami kenaikan, namun harga daging sapi di pasaran Banyumas, masih relatif stabil di tingkat harga tinggi.

Di pasar Wage yang menjadi pasar tradisional terbesar di Kota Purwokerto, harga daging sapi tetap bertahan Rp 110 ribu per kg. ''Masih belum turun, tapi juga tidak naik. Masih stabil Rp 110 per kg,'' kata Warsiti (52), pedagang daging di pasar tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement