REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Muhammadiyah akan menyepakati kerja sama dalam bidang dakwah internasional.
Penandatanganan nota kesepahaman dengan sejumlah perwakilan internasional akan digelar dalam agenda "Muhammadiyah International Meeting" Ahad (2/8) di sela-sela Gelaran Muktamar Muhammadiyah ke-47 di Makassar, Sulawesi Selatan.
"Upaya ini menunjukkan Muhammadiyah go international," kata Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Din Syamsuddin, Sabtu (1/8).
Din menyatakan, sejumlah kerja sama yang sudah terjalin salah satunya program beasiswa bagi pelajar asal Pattaya, Thailand untuk belajar di kampus-kampus Muhammadiyah.
Din mengaku Muktamar Muhammadiyah selalu mengundang tamu luar negeri baik sebagai peserta, peninjau, maupun tamu kehormatan.
Ia menyampaikan, kini Muhammadiyah mampu mendirikan perwakilan cabang istimewa di 18 negara. Beberapa di antaranya yaitu Jepang, Jerman, Belanda, Amerika Serikat, dan Malaysia.
Selain itu, Muhammadiyah juga memiliki sister organisation yang bernama sama. Sejumlah utusan Muhammadiyah manca negara hadir seperti Muhammadiyah Vietnam, Kamboja, dan Thailand.
Meski tidak berafiliasi langsung, Din menyebut organisasi-organisasi tersebut memiliki khittah perjuangan yang sama dengan Muhammadiyah. Rekan-rekan Muhammadiyah baik organisasi Islam mancanegara maupun organisasi non muslim turut hadir.
Ketua Muhammadiyah Kamboja Abdullah Mahmud menyatakan terkesan dengan kemeriahan Muktamar Muhammadiyah. Mahmud yang mengikuti agenda Pawai Karnaval Muktamar mengaku kagum dengan antusiasme penggembira dan muktamirin.
"Saya sangat kagum melihatnya," kata Mahmud semringah. Mahmud mengatakan, pihaknya berupaya menjalin silaturahim dengan umat Islam di Indonesia.
Mahmud menjelaskan, muslim merupakan minoritas di Kamboja. Meski begitu, kata Mahmud, muslim tetap bebas beribadah. "Meski orang Buddha lebih banyak, kami tetap bisa beribadah. Kaum perempuan juga bisa menggunakan hijab. Tidak ada larangan," kata Mahmud.
Muslim Kamboja, jelasnya, berupaya terus mengembangkan dakwah. Mahmud menyatakan, muslim Kamboja kini sudah memiliki stasiun radio untuk keperluan dakwah. Selain itu, muslim juga menempatkan wakil dalam Kementerian Agama di pemerintahan Kamboja.