REPUBLIKA.CO.ID,KUWAIT -- Emir Kuwait mendesak negara dengan penduduk mayoritas Muslim lebih aktif lagi memerangi pengaruh kelompok Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS).
"Kita harus lebih intens berusaha memerangi terorisme yang dilancarkan organisasi-organisasi teroris itu,” cetus Sheikh Sabah al-Ahmad Al-Sabah di tengah peserta konferensi Organisasi Kerjasama Islam (OKI), dilansir AFP, Kamis (28/5).
Negara-negara berpenduduk Muslim, ujarnya, harus berpikir serius untuk memberantas pihka-pihak yang ingin memecah belah Islam. “Mereka adalah ancaman terbesar bagi eksistensi negara-negara Muslim,” tegas Al-Sabah.
Kesempatan menggelorakan semangat melawan ISIS, menurutnya, sengaja ia sampaikan di tengah 57 negara yang tergabung dalam OKI. Terutama ditujukan bagi pemimpin negara Iran, Turki, dan Saudi Arabia.
Strategi yang diperlukan, menurut Al-Sabah harus efektif melibas tindak ekstremisme, sekaligus menghalau Islamofobia di kalangan negara Barat.
Maka, OKI pun akan fokus mendiskusikan akar timbulnya terorisme, yakni kemiskinan, ketidakberdayaan, serta konflik antarsekte Islam yang berkepanjangan.
PM Iran Mohammad Javad Zarif yang juga menjadi partisipan konferensi OKI pun menyanggupi akan aktif berdialog untuk menyelesaikan konflik nuklir hingga sekte di negaranya.