Sabtu 16 May 2015 22:28 WIB

Siswa Muslim India Dilarang Masuk Kelas Karena Berhijab

Rep: C38/ Red: Ilham
bocah muslim. ilustrasi
Foto: .
bocah muslim. ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- Sebuah sekolah swasta di negara bagian Uttar Pradesh, India menolak siswanya masuk kelas karena mengenakan jilbab. Pihak sekolah mengklaim keputusan itu diambil agar tidak ada perbedaan pakaian di antara anak-anak.

"Banyak gadis ingin belajar dan tetap berjilbab, tetapi mereka menghadapi kesulitan di sekolah. Pihak sekolah melakukan diskriminasi dengan melarang mereka berjilbab," ujar Nahid Lari, anggota Komisi Perlindungan Hak Anak Uttar Pradesh, dilansir Onislam.net, Sabtu (16/5).

Masalah dimulai ketika St. Joseph Inter College, Lucknow tidak mengizinkan Farheen Fatima masuk kelas. Pihak sekolah beralasan karena Farheen mengenakan jilbab. Gadis sembilan tahun itu hanya diizinkan masuk kelas jika ia melepaskan jilbab.

“Sekolah memiliki kode pakaian sendiri, " kata Kepala Sekolah St. Joseph Inter College, N. Emenuel. Ia juga menyatakan, jika Farheen dan orangtuanya telah diberitahu tentang kode berpakaian di sekolah pada saat penerimaan.

Namun, Farheen dan ibunya mengaku tidak diberitahu tentang adanya larangan berjilbab dalam kode pakaian tersebut. Farheen baru diberitahu tidak diizinkan masuk ke kelas pada hari berikutnya setelah pendaftaran.

"Dia mengenakan jilbab pada saat proses penerimaan. Foto yang ia tempelkan pada formulir pendaftaran juga berjilbab. Mereka seharusnya memberitahu kami sebelumnya jika ia tidak diizinkan berjilbab di sekolah," kata Waqar Fatima, ibu Farheen.

Orang tua Farheen telah mengirimkan surat kepada pihak sekolah agar mereka mengizinkan Farheen masuk kelas dengan jilbab. Namun, surat  itu tidak mendapat balasan. Nahid Lari juga telah mengunjungi sekolah yang bersangkutan untuk meminta klarifikasi.

Farheen kini telah memutuskan untuk masuk ke sekolah lain. Tapi, Komisi Perlindungan Hak Anak tetap mengecam pihak sekolah dan meminta mereka membuat permintaan maaf secara tertulis kepada Farheen.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement