REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gencatan senjata antara Lebanon dengan Israel telah resmi dilakukan pada Rabu (27/11/2024) pagi. Menyambut gencatan senjata tersebut, Ruang Operasi Perlawanan Islam di Lebanon, Hizbullah pada Rabu (28/11/2024), mengeluarkan pernyataan ke-4.638 sejak 8 Oktober 2023, ketika mengumumkan mobilisasinya sebagai front pendukung perlawanan di Gaza.
"Dalam solidaritas dengan rakyat Palestina yang tangguh, dalam mendukung Perlawanannya yang gagah berani dan teguh, dan dalam membela rakyat Lebanon kita yang tangguh, Perlawanan Islam telah menyelesaikan jalannya, memenuhi perintah Sekretaris Jenderal dan martir paling mulia, Yang Mulia, Sayyed Hassan Nasrallah, dan pembawa obor yang menggantikannya, Yang Mulia Sekretaris Jenderal Sheikh Naim Qassem," kata Hizbullah seperti dikutip dari Al-Mayadeen.
Pernyataan tersebut juga mengungkapkan, kelompok perlawanan tetap teguh dalam janji dan perjuangannya selama lebih dari 13 bulan. Hizbullah menyatakan mampu mencapai kemenangan melawan musuh.
Hizbullah menyebutkan, kata terakhir dari medan perang, dengan keberanian para pejuang yang paling murni, yang mewujudkan kegigihan dan ketahanan selama pertempuran Badai Al-Aqsa.
Pernyataan Hizbullah juga mengungkap pencapaian perlawanan dan para pejuang sejak awal agresi, merinci target operasinya, dan kerugian yang diderita oleh musuh.