REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tim Juri penilaian buku-buku yang ikut berkompetisi dalam Islamic Book Awar (IBA), menurut M Anis Baswedan, ketua panitia Islamic Book Fair 2015, dipimpin Rektor PTIQ yang juga mantan Wakil Menteri Agama Prof Dr Nasaruddin Umar.
Anggotanya adalah Adian Husaini, Msi, PhD (Dosen PascaSarjana Universitas Ibnu Khaldun Bogor), Dr Ahmad Lutfi Fathullah, MA (Direktur Pusat Kajian Hadits), Drs Ahmadun Yosi Herfanda, MIT (Ketua Komite Sastra – Dewan Sastra Indonesia).
Selain itu, Dra Nina Armando, MSi (Ketua Departemen Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia), dan Drs Farid Sagir MDS (Institut Teknologi Bandung).
Anis mengatakan penilaian untuk buku Islam terbaik meliputi beberapa aspek. Aspek-aspek tersebut adalah, distingsi, wawasan dan pesan keislaman, teknik penceritaan , bahasa dan gaya penyampaian, teknis editorial, tampilan fisik, kontribusi keislaman, referensi dan data, kesepadanan makna serta keselarasan bahasa.
“Dengan demikian, insya Allah buku-buku yang terpilih menjadi pemenang Islamic Book Award 2015 memang merupakan buku-buku terbaik dan layak memenangkan penghargaan bergengsi tersebut,” kata M Anis Baswedan.
Salah satu pemenang Islamic Book Award (IBA) adalah novel Rindu karya Tere Liye yang diterbitkan oleh Republika Penerbit.
“Alhamdulillah, Republika Penerbit meraih penghargaan Buku Islam Terbaik kategori novel dewasa melalui novel Rindu yang ditulis oleh Tere Liye,” kata CEO Republika Penerbit, Arys Hilman, kepada Republika, Kamis (26/2).