REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dakwah tak cukup hanya menyasar kalangan dewasa dan orang tua. Kaum muda pun sangat memerlukan siraman rohani. Sebab, tantangan pemuda saat ini sangat banyak.
''Kawula muda perlu dilindungi dari berbagai serangan yang ada dengan memberikan dakwah yang tepat dan baik dari para dai,'' kata Ketua Umum Ikatan Dai Indonesia (Ikadi) KH Ahmad Satori Ismail kepada Republika, Senin (16/2).
Menurut dia, banyak hal yang perlu disampaikan para dai kepada para pemuda, di antaranya, masalah akidah, ibadah, akhlak, muamalah, dan pembentengan diri dari segala godaan yang muncul di sekitar kehidupan remaja.
Agar pesan dakwah yang disampaikan bisa diterima dengan baik, lanjut Ahmad Satori, para dai harus menyesuaikan diri dengan kebutuhan dan dunia anak muda. Cara atau media berdakwah juga harus dikuasai para dai. Media taklim hendaknya dihindari sebab hal ini akan membuat pemuda merasa jenuh.
Karena itu, menurut Ahmad Satori, para dai harus kreatif dalam memberikan dakwahnya kepada pemuda. Misalnya, dengan mengadakan kamping atau kegiatan karang taruna yang di dalamnya diselipkan pesan-pesan dakwah yang baik bagi mereka.
Harus pula diingat, kata Satori, pesan dakwah kepada para pemuda jangan sampai membuat mereka tegang. Sebaliknya, para dai harus bisa membuat kaum muda merasa nyaman dalam menerima dakwah yang disampaikan.
Boleh jadi berdakwah kepada para pemuda bukan hal yang mudah. Namun, menurut Satori, para dai tidak boleh menyerah. ''Sebab, kalau mereka hancur, masa depan bangsa juga akan hancur,'' jelasnya mengingatkan.
Hal senada dikatakan Ustaz Erick Yusuf yang selama ini kerap berdakwah di kalangan anak muda. Ia berpendapat, para pemuda yang merupakan generasi penerus bangsa perlu dibimbing dan dibina sebaik mungkin.
Kalangan muda, menurutnya, sangat penting untuk diberikan nasihat agama. Apalagi, sebagian besar rakyat Indonesia merupakan kawula muda. ''Karena itu, para dai harus belajar ekstra agar dakwah mereka bisa diterima di kalangan pemuda Indonesia,'' ujarnya.