Rabu 11 Feb 2015 16:00 WIB

Karya Tulis Ulama Minim Akibat Budaya Oral

Rep: c 13/ Red: Indah Wulandari
Umat Islam menghadiri perayaan haul salah satu ulama di Jakarta.
Foto: Republika/Prayogi/ca
Umat Islam menghadiri perayaan haul salah satu ulama di Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Pakar Alquran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Muchlis Hanafi menilai budaya Indonesia menjadi penyebab karya ulama Indonesia sedikit.

Dalam hal ini, semangat menulis ulama begitu lemah dibandingkan kemampuan mereka berdakwah secara lisan.

“Karena tradisi masyarakat secara umum terutama bagi umat Islam,” ungkap Muchlis, Rabu (11/2).

Menurutnya, masyarakat Indonesia lebih senang dan mengandalkan cara oral dalam menyerap ilmu. Atau lebih senang mendengarkan dan berbicara dibandingkan membaca maupun menulis.

Muchlis menyatakan, budaya membaca umat Islam Indonesia itu sangat sedikit. Oleh karena itu, para ulama pun lebih memilih berbicara dibandingkan menulis untuk menyampaikan dakwahnya. Hal ini tentu saja mengakibatkan kemampuan ulama dalam menulis pun tidak berkembang.

Muchlis mengaku sangat menyayangkan kondisi rendahnya karya ulama yang diberikan melalui tulisan. Menurutnya, kondisi tersebut mengakibatkan transformasi keilmuan tidak berjalan dengan baik. 

Karena, dia melanjutkan, pewarisan intelektual melalui lisan terutama mendengar sebenarnya tidak sepenuhnya utuh dibandingkan tulisan.

“Ulamanya bilang A, pendengarnya menganggap B,” terang Muchlis.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement