Senin 28 Jul 2014 07:08 WIB

MUI: NTT Jadi Contoh Toleransi di Indonesia

Potret toleransi beragama di Indonesia
Foto: Edwin/Republika
Potret toleransi beragama di Indonesia

REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG -- Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) berharap Kota Kupang sebagai ibu kota provinsi kepuluan dan seluruh daerah lainnya di wilayah itu, bisa menjadi contoh toleransi antarumat beragama dan antar suku serta ras.

"Kota KUpang khususnya dan NTT umumnya sudah layak dijadikan sebagai contoh toleransi dalam konteks keberagamana, suku, agama ras dan golongan," kata Ketua Majelis Ulama Indonesia Nusa Tenggara Timur (MUI-NTT) H Abdul Kadir Makarim, dalam acara 'Kupang Bertakbir' sebelum acara pawai takbiran, di Kupang, Ahad (27/7).

Ia mengatakan, warga Kota Kupang dan Nusa Tenggara Timur pada umumnya, khususnya yang beragama Kristen, Hindu dan kepercayaan lainnya, telah memberikan ruang damai dan aman bagi seluruh umat mulim daerah itu, melaksanakan seluruh rangkaian ibadah puasa selama bulan ramadhan, hingga di Idul Fitri ini.

Kondisi dan suasana dami dan aman ini, selalu terjadi etiap tahun sejak dulu, kendati pun daerah ini memiliki begitu banyak suku, dan ras, juga agama. "Harus diakui agama muslim di daerah ini, berada dalam kelompok minoritas, namun diberikan tempat yang sama," katanya.

Menurut dia, hal itu, karena kesadaran seluruh masyarakat baik itu umat mulsim juga agama lainnya, untuk saling memberikan kesempatan kepada masing-masing umat untuk menjalankan perintah agamanya sesuai dengan ajaran yang dianut masing-masing. Hal itu, sebagai bukti kedewasaan umat dan seluruh masyarakat di daerah ini, memahami keberagaman antarsesama.

Perbedaan baik agama, suku dan ras, tidak menjadi penghambat bagi seluruh warga di daerah ini, untuk menjalin hubungan komunikasi antarsesama sebagai bagian dari sebuah komunitas sosial kemasyarakatan, untuk bersama membangun daerah dan bangsa ini.

Kerukunan tegas Makarim, sudah menjadi harga mati dalam segala bentuk hubungan sosial kemasyarakatan di daerah ini.

"Saya kira kondisi ini harus tetap dipupuk agar tidak padam dan terus menyala dan akan menjadi contoh toleranasi bagi Indonesia, dalam segala keberagamannya," kata Makarim.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement