Rabu 11 Jun 2014 20:21 WIB

Pengaruh Zakat Terhadap IPM (2)

Sejumlah mustahiq mengantri dalam pembagian zakat di sebuah masjid di Bandung, Jawa Barat.
Foto: Republika/Adhi Wicaksono
Sejumlah mustahiq mengantri dalam pembagian zakat di sebuah masjid di Bandung, Jawa Barat.

Oleh: Rina Murniati*

Penelitian ini bertujuan untuk mengukur peran zakat dalam pembangunan manusia dengan menggunakan estimasi nilai komponen-komponen IPM tingkat individu.

Sampel yang digunakan adalah mustahik program pendayagunaan zakat Baznas Kota Bogor yang terhimpun dalam program inovasi kesehatan dan kemanusiaan. Teknik pengambilan data primer dilakukan dengan menggunakan metode wawancara langsung ke pada mustahik.

Sampel yang digunakan sebanyak 60 orang mustahik yang terdiri dari 30 orang mustahik program kesehatan subprogram aktivitas klinik dan 30 orang mustahik program kemanusiaan subprogram paket senyum.

Latar belakang pengambilan sampel ini didasari oleh prestasi Baznas Kota Bogor dalam pendistribusian zakat dan inovasi program.

Terbukti dari dinobatkannya Baznas Kota Bogor sebagai BAZ Kota/Kabupaten terbaik tingkat nasional tahun 2009 untuk kategori Kreativitas Program Pendayagunaan versi Baznas dan pada tahun 2009 mendapat peringkat dua sebagai BAZ Kota/Kabupaten terbaik versi Islamic Social Responsibility.

Analisis nilai IPM per komponen

Nilai IPM diperoleh dengan mengga bungkan tiga nilai indeks yang terdiri dari indeks harapan hidup, indeks pendidikan, dan indeks daya beli.

Indeks harapan hidup diperoleh dengan membagi nilai selisih indeks harapan hidup saat individu lahir dan harapan hidup minimum yang terdapat di UNDP dan selisih harapan hidup minimum dan maksimum yang terdapat pada UNDP.

Indeks pendidikan diperoleh dengan menghitung angka rata-rata lama sekolah dan tingkat melek huruf mustahik. Indeks daya beli diperoleh dengan menghitung nilai purchasing power parity (PPP) yang disesuaikan terlebih dahulu, selanjutnya nilai PPP (Xij) dimasukkan ke dalam perhitungan indeks daya beli.

Setelah diperoleh tiga nilai komponen tersebut, maka langkah akhir adalah menghitung nilai IPM, dimana nilai IPM merupakan agregasi dari ketiga indeks yang telah dihitung, dengan bobot masing-masing yang sama, yaitu sepertiga.

*Mahasiswa S1 Ilmu Ekonomi FEM IPB dan Asisten Peneliti pada Pusat Studi Bisnis dan Ekonomi Syariah IPB

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement