Senin 05 May 2014 00:38 WIB

Persis Terus Tunjukkan Peran di Masyarakat

Rep: Rahmat Fajar/ Red: Chairul Akhmad
Jamaah ormas Persatuan Islam (Persis) saat mengikut Muktamar XIV Persis di Jawa Barat.
Foto: Republika/Edi Yusuf
Jamaah ormas Persatuan Islam (Persis) saat mengikut Muktamar XIV Persis di Jawa Barat.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Salah satu organisasi kemasyarakatan, Persatuan Islam (Persis) terus menunjukkan perannya dalam bentuk program-program yang menyentuh langsung kepada masyarakat.

"Agenda-agenda persis kami rancang per tahun dalam satu periode," ujar Irfan Safruddin, Sekretaris Umum PP Persis, Ahad (4/5).

Safruddin mengatakan, agenda-agenda yang dilakukan oleh Persis cukup banyak. Kegiatan yang dilakukan terkumpul dalam bidang-bidang tertentu. Bidang keuangan atau maliyah merupakan salah satu agenda persis dalam periode ini.

Contoh agenda dalam bidang keuangan atau maliyah adalah pemberdayaan wakaf produktif. Pemberdayaan tersebut untuk tanah-tanah di seluruh Indonesia dengan ditanami pohon-pohon.

Selain itu, di bidang pendidikan (tarbiyah), Persis terus mengembangkan lembaga-lembaga pendidikan Raudhatul Athfal (RA) sampai ke DPW dan DPC. Menurut Safruddin, jumlah siswa di setiap sekolah RA sekitar 50 siswa peserta didik.

Sekolah tingkat dasar dan menengah juga terus dikembangkan. Infrastruktur sekolah seperti gedung sekolah juga terus ditambah pembangunannya. "Jumlahnya ratusan untuk seluruh Indonesia," katanya.

Saat ini Persis sudah memiliki 370 lembaga pendidikan setingkat RA. Untuk pendanaan bersumber dari sumbangan anggota dan simpatisan. Namun, sebesar 90 persen berasal dari anggota.

Sistem pendidikan pesantren juga coba dikembangkan oleh Persis. Dalam sistem pendidikan pesantren ini masih menggunakan sistem klasikal.

Selanjutnya, di bidang dakwah, Persis melakukan pengelolaan-pengelolaan terhadap masjid. Seperti mengadakan pengajian dan pelatihan. Hal itu sebagai salah satu upaya untuk memakmurkan masjid.

Selain itu, Persis juga membina calon dai untuk diterjunkan ke masyarakat. Para calon dai tersebut dibina dalam satu wadah yang disebut Tamidul Mubaligh (persiapan menjadi mubaligh).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement