Selasa 22 Apr 2014 09:18 WIB

Spiritualisasi Kehidupan Seksual: Sakralitas Hubungan Seksual (1)

Ilustrasi
Foto: Al-romance.com
Ilustrasi

Oleh: Prof DR Nasaruddin Umar

Hubungan seks itu suci dan sakral.

“Dan sesungguhnya pada binatang ternak itu benar-benar terdapat pelajaran bagi kalian.”

(QS an-Nahl [16]:66).

   

Setelah  memahami struktur fisik dan jiwa manusia, ternyata  unsur mineral, tumbuh-tumbuhan, dan hewan terduplikasi di dalam diri manusia.

Bahkan, terkadang yang berbuat di dalam diri seseorang terkadang dominan aspek tumbuh-tumbuhan (nabati) atau hewan (hayawan). Untuk mengukur apakah sebuah perbuatan adalah perbuatan manusia maka dapat diukur keterlibatan aspek kecerdasan spiritual (intellection) di dalam dirinya.

Perbuatan manusia bisa diukur mulai dari keinginan (masyi'ah), kemampuan atau daya untuk melaksanakan (istitha'ah), dan action (kasab) sebuah perbuatan. Apakah masyi'ah, istitha'ah, dan kasab itu didominasi oleh aspek kebinatangan, yaitu perasaan (mudrikah/sensation) dan imajinasi (mutakhayyalah); atau dirinya sebagai manusia yang mengedepankan pikiran spiritual intellect  (nathiqah/intellection) yang meliputi akal praktis (al-'aql al-'amali/materian intellect) dan akal teoretis (al-'aql al-nadhari).

Terkadang kita masih sulit untuk mengukur diri kita, apakah yang melakukan sebuah perbuatan adalah diri kita sebagai manusia atau duplikasi kebinatangan yang melekat di dalam diri. Jika emosi atau hanya nafsu yang dominan di dalam perbuatan, tanpa ada keterlibatan unsur insani maka itu bisa disebut sebagai perbuatan binatang.

Jika kita makan dengan melibatkan unsur spiritualitas, misalnya, melakukan penyembelihan hewan secara benar, memastikan tidak ada unsur haram di dalam makanan, kemudian kita makan dengan diawali doa, membaca basmalah, dan disudahi dengan kalimat syukur, maka itu artinya kita telah melakukan spiritualisasi atau sakralisasi perbuatan.

Perbuatan makan seperti ini bisa disebut divine eating. Tegasnya, apa pun yang kita lakukan dengan melibatkan Tuhan dan kekuatan spiritualitas yang kita miliki maka itu disebut dengan divine work.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement