Kamis 10 Apr 2014 09:20 WIB

Spiritualisasi Kehidupan Seksual: Erotologi dalam Islam (1)

Ilustrasi
Foto: Trendsupdates.com
Ilustrasi

Oleh: Prof DR Nasaruddin Umar

Kualitas hubungan seksual yang tinggi bisa memperkecil sebesar apa pun problem sebuah rumah tangga.

“Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak, dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia; dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).” (QS Ali Imran [3]:14)

Erotologi adalah sesuatu yang sangat manusiawi dan Islami. Erotologi, yaitu ilmu dan seni bercinta. Erotologi dalam Islam mempunyai kedudukan yang sangat penting.

 Nabi Muhammad SAW sendiri sebagaimana telah dijelaskan di dalam beberapa artikel terdahulu secara konsisten mempraktikkan erotologi dengan baik kepada para istrinya sehingga semua istrinya masing-masing mengatakan, “Akulah yang paling dicintai dan paling diistimewakan Rasulullah.”

Tentu di sini bukan hanya dari segi respek dan pemberian fasilitas, melainkan pelayanan secara pribadi yang perfect. Nabi mampu memberikan kepuasan seksual yang sempurna terhadap para istrinya, sebagaimana sering dibocorkan oleh Aisyah RA.

Nabi selalu melakukan love making dan sexual fantasy (mula’abah). Dalam buku Sexuality in Islam karya penting Abdel Wahab Bouhdiba, menunjukkan satu ulasan tentang erotologi, yang banyak mengutip hadis Nabi. Buku ini menunjukkan betapa mulianya hubungan seksual di dalam Islam.

Banyak hadis mengisyaratkan erotologi. Di antaranya, “Sesungguhnya Allah Mahaindah dan mencintai segala keindahan.” Keindahan datang dari surga dan setiap orang idealnya mempraktikkan keindahan itu. Nabi juga pernah mengatakan ada tiga hal yang paling disukainya, yaitu perempuan, parfum, dan shalat.

Nabi juga menyerukan umatnya untuk melangsungkan perkawinan dan berketurunan (tanakahu, tanasalu). “Barang siapa yang menolak sunahku (perkawinan) maka bukan bagian dari umatku. Melaksanakan perkawinan berarti melaksanakan separuh dari agamanya.”

Hadis-hadis ini melambangkan hubungan seksual itu sebagai anugerah Tuhan yang indah (tayib).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement