Selasa 21 Oct 2025 09:26 WIB

Iran Batalkan Perjanjian Nuklir, Putuskan Seriusi Penguatan Angkatan Bersenjata

Iran tegaskan laporan IAEA terkait nuklir Iran tak berpengaruh apapun.

Citra satelit dari Maxar Technologies menunjukkan jalur terowongan di Pusat Tekonologi Nuklir Isfahan di Iran, Selasa (24/6/2025) setelah serangan udara terbaru.
Foto: Maxar Technologies via AP
Citra satelit dari Maxar Technologies menunjukkan jalur terowongan di Pusat Tekonologi Nuklir Isfahan di Iran, Selasa (24/6/2025) setelah serangan udara terbaru.

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN— Iran membatalkan perjanjian kerja sama yang telah ditandatangani dengan Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) pada September lalu, media lokal Iran mengutip pernyataan Ali Larijani, Sekretaris Dewan Keamanan Nasional Tertinggi Iran (SNSC), pada Senin (21/10/2025).

Mengutip Kantor Berita Fars, Larijani mengatakan laporan yang disampaikan Direktur Jenderal Badan Tenaga Atom Internasional, Rafael Grossi, tidak lagi berpengaruh. Dia menekankan Iran secara serius mengejar isu penguatan kemampuan angkatan bersenjatanya.

Baca Juga

Pernyataan itu dia sampaikan dalma konferensi pers bersama yang dia adakan pada Senin dengan Qassem al-Araji, Penasihat Keamanan Nasional Irak.

Ditanya tentang perjanjian Kairo dan masa depan kerja sama antara Iran dan IAEA setelah mekanisme pemicu diaktifkan, Larijani mengatakan Menteri Luar Negeri Abbas Araqchi telah menekankan setelah pertemuan Kairo bahwa jika mekanisme pemicu (snapback) diaktifkan, perjanjian itu akan menjadi tidak ada.

"Ini sudah terjadi, mereka seharusnya tidak mengaktifkan mekanisme pemicu jika mereka benar-benar ingin bekerja sama, jadi jika IAEA memiliki proposal, mereka harus mengajukannya, dan mereka akan dibahas di sebuah komite di Sekretariat Dewan Keamanan Nasional Tertinggi, di mana pendapat akan diberikan," tambah Larijani.

Mengenai laporan Grossi yang akan datang kepada Dewan Gubernur, Larijani mengatakan, "Grossi telah melakukan tugasnya, dan laporannya tidak lagi berpengaruh."

Larijani menekankan ada dua masalah yang sangat penting untuk menghadapi bahaya yaitu yang pertama menjaga kohesi nasional. “Ini adalah tugas kita semua, termasuk media, sehingga kita dapat menangkal bahaya,” kata dia.

Sedangkan kedua, kemampuan angkatan bersenjata kita harus diperkuat, dan kami mengikuti masalah ini dengan sangat serius.

Rusia dan mekanisme pemicu

Mengenai kunjungannya baru-baru ini ke Rusia, Larijani mengatakan komunikasi antara Teheran dan Moskow selalu berlangsung, Iran memiliki hubungan strategis dengan Rusia dan Cina.

photo
Dalam foto yang dirilis oleh Kantor Kepresidenan Iran ini, Presiden Masoud Pezeshkian (kedua dari kanan) mendengarkan penjelasan Kepala Organisasi Energi Atom Iran, Mohammad Eslami, saat mengunjungi pameran pencapaian nuklir Iran di Tehran, Iran, 9 April 2025. - (AP )

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement