Selasa 18 Mar 2014 18:57 WIB

Masjid Haji Bayram, Masjid Bersejarah Sarat Estetika (3-habis)

Masjid Haji Bayram di Ankara, Turki.
Foto: Tripadvisor.co.uk
Masjid Haji Bayram di Ankara, Turki.

Oleh: Mohammad Akbar

Sementara itu, pada bagian mimbar, posisinya cukup menarik perhatian mata. Mimbar dari terbuat dari bahan kayu.

Untuk menghias bagian mimbar ini menggunakan teknik kündekari. Yakni, teknik menyatukan keping-keping geometris tanpa menggunakan paku atau lem. Teknik ini khas Turki ini kerap digunakan pada periode Kekaisaran Seljuk dan Turki Usmani.

 

Ukiran pada kayu bagian mihrab ini dikerjakan oleh pemahat Nakkas, Mustafa. Pada bagian ini terdapat sebuah inskripsi yang menyebutkan masjid ini pernah direstorasi pada 1714 oleh Mehmet Baba, cucu dari Haji Bayram.

 

Bagian mimbar ini hadir mengambil posisi hingga masuk ke tiga shaf jamaah. Dari posisi tersebut, kayu mimbar itu kemudian ditampilkan secara diagonal hingga ke bagian langit-langit masjid.

Tampilan mimbar semacam ini juga kerap ditemukan di beberapa masjid tradisional yang ada di Indonesia. Namun, biasanya mihrab itu tak sampai menyatu hingga ke langit-langit masjid.

Mengenal Haji Bayram

Sosok Haji Bayram Veli merupakan tokoh penting bagi perkembangan tasawuf di Turki. Nama aslinya adalah Numan bin Koyunluca Ahmet. Ia terlahir di Desa Solfasol, Ankara, pada 1352 M (753 H).

 

Ia adalah pendiri dari tarekat Bayramiah. Ia juga dikenal sebagai penulis puisi dan himne. Usai menempuh pendidikan di Ankara dan Bursa, pria kemudian mengajar di sekolah teologi yang dinamakan Karamedrese di Ankara. Sekolah ini dibangun oleh seorang perempuan filantropi bernama Meklike Hatun.

 

Ia mengganti namanya menjadi Bayram usai bertemu dengan guru spiritualnya Somuncu Baba pada saat Idul Adha di Kota Kayseri. Selepas sang guru wafat, Bayram kemudian kembali ke Ankara. Dari tempat inilah ia mengembangkan ajaran sufi yang kemudian dikenal sebagai tarekat Bayramiah.

 

Semasa hidupnya, Sultan Murad II dari Kesultanan Ottoman pernah berinteraksi dengan Haji Bayram. Bahkan seperti tertulis di laman Wikipedia, Haji Bayram pernah meramalkan bahwa putra dari Sultan Murad, Sultan Mehmet II (Muhammad al-Fatih), akan menjadi penakluk Konstantinopel.

 

Haji Bayram pernah pula meminta kepada Sultan Murad agar muridnya, Aksemseddin, dijadikan guru bagi Sultan Mehmed II. Permintaan itu disetujui oleh sang sultan. Pada 1430, Haji Bayram menutup perjalanan hidupnya di Ankara. Masjid Haji Bayram pun didedikasikan untuk mengenang sosok ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement