REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS— Pertempuran sengit terjadi pada Senin (6/10/2025) antara tentara Suriah dan Pasukan Demokratik Suriah (SDF) di sekitar lingkungan Sheikh Maqsoud dan Ashrafieh di kota Aleppo.
Pertempuran tersebut, sebagaimana dilansir Aljazeera, Selasa (7/10/2025), menewaskan dan melukai personel keamanan dan warga sipil. Konfrontasi ini terjadi beberapa bulan setelah perang sektarian yang melibatkan Sekte Druze dan suku Badui di Suriah yang didukung pemerintah.
SDF adalah pasukan militer yang muncul di timur laut Suriah pada Oktober 2015 dari gabungan berbagai formasi dan faksi militer.
Sebagian besar didominasi oleh komponen Kurdi. Pasukan ini mendapat dukungan langsung dari Amerika Serikat, yang menggunakannya dalam perang melawan Negara Islam ISIS. Banyak yang menuduhnya melakukan pelanggaran hak asasi manusia.
Dalam pernyataan pertamanya yang dikeluarkan pada 11 Oktober 2015, SDF mendefinisikan dirinya sebagai kekuatan militer nasional yang bersatu untuk semua orang Suriah, menyatukan orang Arab, Kurdi, Suriah, dan semua komponen lain di wilayah Suriah.
Pernyataan tersebut mendefinisikan tujuan SDF yakni membangun Suriah yang demokratis. Warga negara Suriah menikmati kebebasan, keadilan, dan martabat tanpa mengecualikan siapa pun dari hak-hak mereka yang sah.
Pertempuran tersebut menyebabkan penutupan jalan menuju lingkungan yang disebutkan di atas. Sementara upaya evakuasi sejumlah warga dilakukan di tengah kondisi saling tembak.
Menurut Departemen Media dan Komunikasi Kementerian Pertahanan Suriah, langkah tentara tersebut merupakan bagian dari rencana pemindahan pasukan di Suriah utara dan timur laut.
إصابة مراسل سوريا الآن بهاء الحلبي بجروح طفيفة خلال تغطيته الاشتباكات على أطراف حيي الشيخ مقصود والأشرفية بحلب pic.twitter.com/b9dBkmMPwp
— سوريا الآن - أخبار (@AJSyriaNowN) October 6, 2025