REPUBLIKA.CO.ID, LONDON — Musisi legendaris Yusuf Islam terpaksa membatalkan tur untuk mempromosikan buku Autobigorafinya di Amerika Utara pada Oktober setelah tak juga mendapatkan visa dari Pemerintah Amerika Serikat (AS).
Penyanyi ikonik yang populer dengan nama panggung Cat Steven ini menunggu berbulan-bulan hingga visanya tidak kunjung didapatkan untuk mempromosikan autobiografinya, Cat on the Road to Find Out, di AS. Autobiografi ini menggambarkan perjalanan musik dan spiritual Yusuf Islam selama hidupnya.
Tidak ada kode iklan yang tersedia.
Yusuf Islam dijadwalkan mengunjungi Boston, Philadelphia, New York, Los Angeles, Chicago, dan San Francisco, serta Toronto. Dalam sebuah pengumuman di media sosial di akun media Instagram dan Facebook-nya, pekan lalu, ia berkata: "Sayangnya, Tur Buku saya di AS dan Kanada sepertinya tidak akan berjalan sesuai jadwal pada bulan Oktober.
"Setelah menunggu berbulan-bulan untuk persetujuan visa, kami bertahan selama mungkin. Namun, saat ini, logistik produksi yang diperlukan untuk pertunjukan saya tidak dapat diatur tepat waktu. Saya sangat sedih! Terutama bagi penggemar saya yang telah membeli tiket dan membuat rencana perjalanan untuk menonton saya tampil,"ujar Yusuf Islam.
North America Tour Postponed
Sadly, my Cat on the Road to Findout Book Tour in the U.S. looks like it won’t go ahead as scheduled in October.
Waiting months for visa approvals, we held out as long as we could. However, at this point, the production logistics necessary for my… pic.twitter.com/JM1qAubgkD
— Yusuf / Cat Stevens (@YusufCatStevens) September 29, 2025
Ia mengatakan, para penggemarnya di Amerika Utara masih bisa menikmati tur jika persetujuan visa keluar nanti. Namun, ia menambahkan, penentuan tanggal tur di masa mendatang masih akan lama mengingat adanya rencana tur lainnya.
Tidak jelas mengapa ia belum mendapatkan visa, atau apakah ia pada akhirnya akan mendapatkannya.
Sebelumnya, Yusuf Islam terbilang vokal tentang perang Israel di Gaza. Dalam sebuah unggahan di X pada 5 Agustus, ia menulis: "Siapa yang memimpin kita... dan ke mana?
"Para pemimpin dari apa yang disebut 'dunia beradab' sedang menetapkan arah menuju dunia yang sangat tidak seimbang, di mana hukum internasional diabaikan, demi keuntungan dan kemajuan negara-negara elit yang bersenjata lengkap, dan demi kepentingan ekonomi mereka yang egois."
Dalam unggahan lain di X pada 31 Juli, ia menulis: "Para penyiksa anak dikutuk oleh lidah Yesus AS."




