REPUBLIKA.CO.ID, Pimpinan Pesantren Lingkar Studi Alquran DR Husnul Hakim menyatakan, tidak semua orang bisa menghafal Alquran.
Ketika Rasulullah masih hidup, jelasnya, ada saja Muslim yang ketika itu tidak bisa menghafal Alquran. Mereka yang mampu menghafal Alquran adalah orang-orang yang bertugas untuk menjaga Alquran.
Husnul mengatakan, tidak ada ruginya menghafal Alquran. Rasulullah pernah bersabda, barang siapa membaca Alquran tanpa melihat mushaf maka dia akan mendapatkan pahala seribu derajat. Penghafal Alquran akan dikategorikan orang yang sangat dekat dengan Allah.
Alquran akan menjadi penolong bagi penghafalnya. Rasulullah dalam sebuah hadis menyatakan, “Bacalah Alquran, sesungguhnya ia akan menjadi pemberi syafa'at pada hari kiamat bagi para pembacanya.” (HR Muslim).
Para penghafal Alquran akan ditinggikan derajatnya di hadapan Allah. Rasulullah bersabda, “Bacalah dan naiklah serta tartilkan sebagaimana engkau dulu mentartilkan Alquran di dunia, sesungguhnya kedudukanmu di akhir ayat yang kau baca.” (HR Abu Daud dan Turmudzi).
Husnul menyatakan, penghafal Alquran selalu membaca dan mentadabur serta mengamalkan isinya dan berakhlak sesuai dengan tuntunannya.
Para penghafal Alquran akan disatukan bersama para malaikat yang mulia. Mereka akan mendapatkan mahkota kemuliaan. Kemudian, kedua orang tua penghafal Alquran mendapat kemuliaan. Siapa yang membaca Alquran, mempelajarinya, dan mengamalkannya, akandipakaikan mahkota dari cahaya pada hari kiamat.
Cahayanya seperti cahaya matahari dan kedua orang tuanya dipakaiakan dua jubah kemuliaan yang tidak pernah didapatkan di dunia. Keduanya bertanya, “Mengapa kami dipakaikan jubah ini?” Dijawab,”Karena kalian berdua memerintahkan anak kalian untuk mempelajari Alquran.” (HR al-Hakim).
Husnul menyatakan, belakangan ini sudah banyak sekolah Islam yang mengajarkan hafalan Alquran. Sekolah-sekolah itu mendidik anak-anaknya untuk mampu membaca firman Allah tanpa harus melihat mushaf.
Dia mengingatkan, ada satu hal yang harus diingat penghafal Alquran. Mereka, jelasnya, tidak boleh kehilangan hafalan Alquran nya. Karena, jika hilang maka penghafal akan berdosa. “Itu pesan yang saya dapat dari guru saya, KH Mufid Masud di Pandanaran, Yogyakarta,” jelasnya.