Rabu 30 Oct 2013 15:28 WIB

Muhammadiyah Gelar Silaturahim Kebangsaan

Ketua Umum PP Muhammadiyah, Din Syamsuddin
Foto: Republika/Yasin Habibi
Ketua Umum PP Muhammadiyah, Din Syamsuddin

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah akan menggelar silaturahmi kebangsaan untuk menciptakan konsensus nasional baru demi penyelamatan Indonesia dari sejumlah masalah.

"Jika rencana ini matang, sekitar bulan Januari atau Februari mendatang kita akan selenggarakan silaturahmi ini dan kami sudah mengkomunikasikan dengan berbagai pihak," sebut Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin dalam jumpa pers di Gedung Pusat Dakwah Muhammadiyah Jakarta, Rabu (30/10).

Silaturahmi nasional itu, menurut Din, bertujuan untuk menciptakan kesepakatan sejumlah langkah strategis seperti pemberantasan korupsi, konsolidasi demokrasi multikultural, pembentukan watak bangsa, dan sejumlah permasalahan lain nasional.

Din mengatakan sejumlah tokoh bangsa, perwakilan pimpinan partai politik, lembaga-lembaga negara, unsur pers, petani, nelayan, dan tokoh adat akan terlibat dalam silaturahmi yang akan memunculkan konsensus nasional baru itu.

"Pikiran-pikirannya dapat diambil oleh lembaga-lembaga negara untuk diformalkan, mungkin untuk periode kepemimpinan mendatang," kata Din.

Muhammadiyah menilai wacana publik yang berkembang di media massa dan diskusi-diskusi nasional lebih berkutat pada persoalan remeh dan berskala mikro seperti popularitas dan elektabiltas calon pemimpin dari partai politik serta hasil-hasil survei. "Wacana yang berkembang selama ini tidak dikaitkan dengan cita-cita bangsa sebagaimana diniatkan pendiri bangsa," kata Din.

PP Muhammadiyah mengajak pemerintah dan segenap komponen bangsa untuk mengambil langkah strategis demi penyelamatan Indonesia.

"Muhammadiyah memandang Indonesia mengalami pelemahan seperti korupsi yang menggurita, demoralisasi pejabat publik, politik transaksional, sikap mengutamakan konsumsi, dominasi asing atas sumberdaya alam dan aset negara, dan sikap hidup instan," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement