REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Munculnya Islamofobia di Negeri Paman Sam ternyata tidak lantas membuat masyarakat setempat anti dan alergi terhadap Islam.
Sebaliknya, Islamofobia itu justru membuat keingintahuan warga Amerika Serikat (AS) terhadap Islam semakin besar.
“Karena fobia, mereka sekarang justru ingin tahu,” ujar Guru Besar bidang Komunikasi Universitas Negeri
Arizona (ASU), Prof Peter Suwarno, Kamis (24/10).
Meski ada sebagian dari mereka yang memang masih takut, jelas Peter, banyak juga yang ingin mengenal lebih jauh tentang Islam.
Karena itu, Islam di AS tetap memiliki peluang untuk berkembang lebih besar. “Bagi warga AS, kehadiran Islam ini merupakan hal yang baru,” katanya.
Terlepas dari itu, lanjut Peter, ada fenomena menarik yang saat ini tengah terjadi di negeri Barack Obama tersebut.
Munculnya Islamofobia beberapa waktu lalu ikut memberikan hikmah tersendiri bagi perkembangan Islam di
Amerika. Saat ini, pelajaran Islam di sekolah- sekolah di Amerika menjamur. Banyak orang yang ingin tahu
mengenai Islam.
Bagi Peter, fenomena ini justru harus disikapi secara hati-hati. Karena, hal ini sangat bergantung pada
bagaimana orang Muslim memperkenalkan Islam itu sendiri.
Sebab, cara-cara untuk mengenalkan Islam di AS ini, menurutnya, masih ada yang kurang benar. Masih cenderung pada persoalan ritual semata.
Substansi dari nilai-nilai luhur yang diajarkan oleh Islam harus disampaikan dan diperkenalkan dengan tepat sehingga peluang untuk memperkenalkan Islam yang rahmatan lil ‘alamin kepada warga AS tidak menjadi kontradiktif.
Bukan tidak mungkin cara-cara memperkenalkan Islam yang benar akan mampu menjawab Islamofobia bagi sebagian warga Amerika.
“Hal ini menjadi semacam tantangan dakwah Islam, bagaimana memenuhi keingintahuan masyarakat AS itu,” kata Peter menambahkan.