REPUBLIKA.CO.ID, KAMPALA -- Islam masuk ke Uganda sekitar medio 1844. Kelompok muslim pertama yang datang adalah para pedagang dari Oman yang masuk melalui pantai timur Afrika.
Rektor Universitas Islam Uganda, Ahmad Kawesa Sengendo, menuturkan rentang waktu dakwah para pedagang sangat singkat. Namun mereka menunjukan bagaimana Islam dan muslim dengan sempurna.
Akibatnya, warga lokal begitu tertarik mempelajarinya. "Islam pun mulai menyebar di Uganda," ungkap dia seperti dikutip arabnews.com, Jumat (14/12).
Menurut Ahmed, saat ini Uganda memiliki populasi Muslim sekitar 30 persen dari populasi keseluruhan. Itu artinya, populasi muslim mencapai sepuluh juta orang.
Jadi, jumlah Muslim Uganda ketimbang Libya dan negara Arab lainnya jauh lebih besar. "Yang disayangkan, jumlah umat Islam itu selalu saja digambarkan lebih sedikit. Saya ingat betul pada sensus 1959, dikatakan jumlah muslim hanya sepuluh persen. Padahal, angka kelahiran keluarga muslim sangat tinggi," kata dia.
Namun, kata Ahmed, ada masalah krusial lain yang perlu dipikirkan yakni kualitas sumber daya manusia begitu rendah. Itu sebabnya, peranan muslim di Uganda nyaris tak terlihat.
"Penting untuk memberdayakan Muslim Afrika untuk mendapatkan pendidikan yang lebih baik. Melalui pendidikan itu, mereka bisa menyumbang satu usaha untuk memperbaiki citra Islam," kata dia.
Di Uganda, masih kata Ahmed, telah ada upaya untuk pemberdayaan muslim. Lagi-lagi, usaha itu harus terhenti karena perpecahan.
Sebabnya, umat Islam memiliki pekerjaan berat yang harus dimulai dari internal. "Alhamdulillah, sistem politik memungkinkan kaum muslim mempraktekkan agama mereka secara bebas. Kami tidak memiliki hambatan, kita dapat membangun sekolah-sekolah, masjid dan lainnya. Kita bisa mengajarkan anak-anak tentang Islam, kaum wanita bisa memakai jilbab, dan kita dapat melakukan banyak kegiatan Islam lainnya," ucap dia memaparkan.