REPUBLIKA.CO.ID, 7. Dia pengasih dan penuh rahmat kepada umat yang beriman
Sifat lainnya yang dimiliki oleh para utusan Allah adalah "rasa kasih dan sayang" mereka terhadap orang-orang yang beriman. Bersikap kasih dan sayang kepada orang-orang yang beriman yang mengikuti mereka, telah membuat semua utusan Allah berusahak keras untuk meningkatkan karakter umat yang beriman untuk kebaikan mereka baik di dunia maupun di akhirat.
Sifat yang paling berbeda yang dimiliki Nabi Isa AS adalah rasa belas kasihnya kepada umat yang beriman. Allah menerangkan sifat ini, sebagaimana yang telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW dan juga murapakan sifat umum yang dimiliki seluruh utusan Allah,
Sesungguhnya, telah datang kepadamu seorang rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (kebaikan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin. (Surat at-Taubah: 128)
Nabi Isa juga akan mempunyai "perhatian yang mendalam" terhadap umat yang beriman di sekelilingnya. Ketulusan yang melekat pada dirinya ini akan memberikan satu bukti konkret bahwa dia adalah Yesus (Isa) (as) yang riil.
Dia tak akan mempunyai sanak saudara, keluarga, atau kerabat di Bumi
Nabi Isa akan dikenali dengan sifat-sifatnya yang telah disebutkan dalam Alquran. Walaupun demikian, ada beberapa faktor yang dapat menyingkap identitasnya. Tidak diragukan, salah satunya akan menjadi fakta bahwa dia tidak akan mempunyai sanak saudara, keluarga, ataupun kerabat di muka bumi ini. Tentu, tidak ada seorang pun yang mengetahuinya ketika dia datang ke bumi untuk kali kedua.
Tidak ada seorang pun yang akan keluar dan mengatakan, "Saya telah mengenalnya sejak dulu. Saya telah melihatnya ketika...," secara spontan karena orang-orang yang pernah mengetahuinya, hidup dan meninggal dua ribu tahun yang lalu. Selanjutnya, tidak ada seorang pun yang telah menyaksikan proses kelahirannya, masa kecilnya, masa muda atau dewasanya. Tidak ada seorang pun yang mengetahui persis tentang dirinya.
Nabi Isa Yesus hadir kembali atas perintah Allah, perintah "jadilah!" Setelah beribu tahun, adalah sesuatu yang alami bahwa dia tidak mempunyai sanak saudara di muka bumi. Allah menggambarkan suatu analogi antara kondisi Nabi Isa dan Adam (as):
''Sesungguhnya, misal (penciptaan) Isa di sisi Allah, adalah seperti (penciptaan) Adam. Allah menciptakan Adam dari tanah, kemudian Allah berfirman kepadanya, "Jadilah!" maka jadilah dia.'' (Surah Al 'Imran: 59)
Sebagaimana disebutkan dalam ayat di atas, Allah memberikan perintah "Jadilah!" kepada Adam dan kemudian dia tercipta. Cara Isa terlahir pada waktu kali pertamanya juga sama meskipun dia mempunyai seorang ibu.
Adam tidak mempunyai seorang ibu. Adam tidak mempunyai orang tua begitu juga Nabi Isa untuk kedatangannya yang kali kedua.