REPUBLIKA.CO.ID, Predikat Al-Masih di dalam Alquran dan hadis digunakan untuk Nabi Isa As dan Dajjal. Penggunaan istilah tersebut pun kerap membuat bingung karena memberikan konotasi berbeda untuk dua sosok yang bertolak belakang.
Divisi Fatwa Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah, “Makna Al-Masih (Dajjal dan Isa As)”, dalam Majalah Suara Muhammadiyah Rubrik Tanya Jawab Agama No 6 Tahun 2021 membahas masalah tersebut yang dipublikasikan di laman Muhammadiyah.or.id.
Secara bahasa, kata al-Masih (المسيح) berasal dari akar kata Arab “masaha” yang berarti mengusap, menghapus, atau pergi. Kata al-Masih juga memiliki ragam makna jika dikaitkan dengan kalimat lainnya (al-Munjid fi Lughati wa al-A‘lam, 758; al-Munawir, 1332; Lisan al-‘Arab, 4197). Kata al-Masih berasal dari bahasa Ibrani, artinya adalah berkah, yakni keberkahan yang diberikan kepada para nabi atau orang yang meniadakan kedzaliman dan memberikan petunjuk untuk manusia (Wahbah az-Zuhaili, Tafsir al-Munir, II/250-251).
Dinukil dari Rasyid Rida, kata al-Masih menggunakan huruf (sin) adalah kata serapan dari bahasa Ibrani yaitu kata al-Masyih menggunakan huruf (syin) mengandung makna gelar raja. Menurut tradisi mereka, orang yang mempunyai kekuasaan atau kerajaan kepalanya diusap dengan minyak suci dalam suatu upacara pelantikan. Oleh karenanya mereka menyebut kerajaan dengan sebutan اْلمَسْحُ (al-Mashu) dan menyebut raja dengan sebutan الْمَسِيْحُ (al-Masih) (lihat Tanya Jawab Agama Jilid 7 dalam 169).
