Senin 23 Jul 2012 22:12 WIB

KH AR Fachruddin, Sosok Teladan Pemimpin Umat (2)

Rep: Nidia Zuraya/ Red: Chairul Akhmad
KH AR Fachruddin.
Foto: blogspot.com
KH AR Fachruddin.

Kiprah di Muhammadiyah

Adapun aktivitasnya di Persyarikatan Muhammadiyah bermula sebagai pimpinan Muhammadiyah Kotamadya Yogyakarta (1952), ketua Pimpinan Muhammadiyah Daerah Istimewa Yogyakarta (1953), anggota Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah (1956-1965), Ketua PP Muhammadiyah (1968-1992), dan penasihat PP Muhammadiyah (1992-1995).

Selama 24 tahun—dari tahun 1968 sampai tahun 1992—Pak AR menjadi orang nomor satu di Muhammadiyah. Amanah tersebut ia pegang tatkala KH Faqih Usman, Ketua PP Muhammadiyah waktu itu, meninggal dunia. Faqih Usman terpilih sebagai ketua PP Muhammadiyah periode 1968-1971.

Tapi, belum setahun ia memegang amanah sebagai pimpinan Muhammadiyah, Faqih Usman (Ketua Muhammadiyah) meninggal dunia.

Maka, oleh pengurus, Pak AR didaulat secara aklamasi untuk menggantikan posisi Faqih Usman pada 3 Oktober 1968. Sejak saat itu, ia dikokohkan dalam setiap muktamar-muktamar Muhammadiyah berikutnya.

Pada Muktamar ke-42 Muhammadiyah di Yogyakarta, tahun 1990, Pak AR yang terpilih sebagai 13 besar anggota PP Muhammadiyah menolak jabatan ketua PP. Ia memberikan alternatif penggantinya kepada KH Ahmad Azhar Basyir MA. Dengan demikian, genaplah 22 tahun ia menjadi ketua PP Muhammadiyah.

KH AR Fachruddin berkali-kali ditawari untuk menjadi anggota DPR. Akan tetapi, karena khawatir tersita waktunya, ia menolak tawaran anggota DPR tersebut dan lebih memilih mengurus Muhammadiyah. Namun kemudian, ia menerima jabatan sebagai anggota Dewan Pertimbangan Agung (DPA) dan dilantik pada 14 Agustus 1988.

Pernikahannya dengan Siti Qamariah binti Kiai Abu Umar pada tahun 1938 mendapatkan tujuh orang putra-putri. Setelah sempat dirawat di RS Islam Jakarta, Pak AR wafat pada 17 Maret 1995.

Sosok sederhana, jujur, dan ikhlas

Sebagai seorang Muslim, KH AR Fachruddin selalu berkecimpung dalam bidang keagamaan dan kemasyarakatan. Sebagai ketua PP Muhammadiyah, ia telah memberi contoh teladan yang baik untuk para pengikutnya.

Sebagai contoh, dalam menjalankan tugas sebagai pimpinan, ia selalu menempuh cara kolegial, yaitu memusyawarahkan segala tindakan yang akan ditempuh organisasi sekalipun dalam hal yang kecil.

Sesuatu yang tampak menonjol dari pribadi Pak AR adalah kesederhanaan, kejujuran, dan keikhlasan. Tiga sifat itulah, yang menurut para penerusnya di Muhammadiyah, sebagai warisan utama Pak AR yang perlu dihidupkan tidak hanya oleh kalangan Muhammadiyah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement