REPUBLIKA.CO.ID, Setiap Muslim pasti menginginkan masuk surga. Namun, untuk meraihnya, tidaklah mudah. Dibutuhkan ketaatan dan pengorbanan dalam memperjuangkan Islam, sebagaimana sikap yang ditunjukkan oleh para sahabat Nabi SAW.
Para sahabat ini, sebagaimana dikisahkan dalam sejumlah ayat Alquran dan hadis, rela mengorbankan harta, jiwa, dan raga mereka untuk memperjuangkan tegaknya syiar Islam.
Nabi SAW menjamin 10 orang sahabatnya masuk surga. Mereka adalah Khalifah Ar-Rasyidin (Abu Bakar, Umar bin Khathab, Usman bin Affan, dan Ali bin Abi Thalib), Zubair bin Awwam, Sa'ad bin Abi Waqqash, Abu Ubaidah bin Jarrah, Sa'id bin Zaid, Abdurrahman bin Auf, dan Thalhah bin Ubaidillah.
Para sahabat ini dikenal sebagai orang-orang yang memiliki keimanan dan keislaman yang sangat kuat serta menjadi pembela Islam yang gigih demi tegaknya ajaran Allah di muka bumi.
''Dan orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) di antara orang-orang Muhajirin dan Anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan mereka ridha kepada Allah. Allah menyediakan surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya kepada mereka. Mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Itulah kemenangan yang besar.'' (QS. At-Taubah: 100).
Berikut riwayat singkat sahabat ahli surga tersebut:
Abu Bakar Ash-Shiddiq: Sahabat Terdekat Rasul
Abu Bakar dikenal sebagai sahabat pertama yang masuk Islam. Ia senantiasa membenarkan apa yang disampaikan Rasul SAW. Karena itu, ia dijuluki dengan gelar “Ash-Shiddiq”. Artinya, yang membenarkan. Julukan ini disematkan padanya ketika Rasul SAW usai melaksanakan Isra dan Mikraj pada 27 Rajab.
Di saat orang-orang Quraisy menertawakan peristiwa itu, Abu Bakar membenarkan ucapan yang disampaikan oleh Rasul SAW. Bahkan, ia berkata tegas, ''Andai ada yang lebih dari itu dan disampaikan oleh Rasul SAW, aku tetap akan membenarkannya.''
Dalam keseharian, ia dikenal orang yang paling rendah hati (wara' dan tawadhu). Ketika Rasul SAW meminta sahabat-sahabatnya agar menyumbangkan dana untuk kepentingan Islam, Abu Bakar membawa seluruh hartanya untuk kepentingan Islam.
Saat Rasul SAW menanyakan apa yang dia tinggalkan cukup untuk dirinya dan keluarganya? Abu Bakar menjawab kalem, ''Cukuplah Allah dan Rasul-Nya yang menjadi penjaga diriku dan keluargaku.'' Rasulullah pun memuji sikapnya ini.
Abu Bakar juga sering ditunjuk oleh Rasul SAW untuk menjadi penggantinya, termasuk saat shalat ketika beliau sedang sakit. Saat Rasul SAW wafat, para sahabat sepakat menunjuknya untuk menjadi khalifah karena ia dianggap sebagai orang yang paling tua, paling dekat dengan Rasul SAW, paling setia, dan termasuk menemani Rasulullah saat berhijrah.